Petilasan Joyoboyo Ramai pada 1 Sura

KEDIRI, SENIN- Petilasan Raja Kediri Sri Aji Joyoboyo di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dipadati ribuan orang dari berbagai daerah, Senin (29/12).

Warga yang mendatangi tempat menghilangnya (Pamuksan) Raja Joyoboyo itu untuk mencari berkah pada 1 Sura atau tanggal 1 Muharam yang bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah.

Selain itu, warga juga mengikuti ritual 1 Sura yang diawali dengan kegiatan doa bersama di Balai Desa Menang, kemudian menuju petilasan Raja Kadiri itu.  Namun, warga tidak bisa memasuki lokasi pamuksan. Hanya 15 orang perempuan yang belum akil balig yang diizinkan memasuki areal "kramat" itu. Mereka diantar beberapa sesepuh dan perwakilan dari Yayasan Handadenta Yogyakarta, sebagai penemu petilasan tersebut.

Ritual ditutup di Sendang Tirta Kamandanu yang dianggap sebagai tempat mandi Raja Joyoboyo yang berjarak sekitar satu  kilometer dari Petilasan Raja Joyoboyo.

Menurut juru kunci Suratin, ritual di Sendang Tirta Kamandanu itu dimaksudkan untuk menyucikan diri dan membuang sial.  Dia mengatakan, kegiatan ritual ini sudah menjadi agenda tahunan. Selain untuk menarik wisatawan, juga sebagai upaya melestarikan tradisi.

"Jangan sampai tradisi seperti ini hilang. Jika bukan kita, siapa lagi yang melestarikan tradisini ini?" katanya.

Ia berharap, kegiatan ini akan terus dilestarikan, baik oleh masyarakat setempat maupun Pemerintah Kabupaten Kediri.  

Sri Aji Joyoboyo adalah Raja Kediri pada Abad XII yang memerintah dalam periode 1135-1157 dan terkenal dengan kitab "Jongko Joyoboyo". Kitab tersebut berisi tentang ramalan-ramalan kejadian di masa yang akan datang.