Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar SMA Tewas Kehabisan Darah

Kompas.com - 29/10/2008, 04:04 WIB

TANJUNGDUREN, WARTA KOTA - Muhamad Eri Lio (18), pelajar kelas 3 SMA YP IPPI, Jakarta Pusat, tewas saat terjadi tawuran pelajar di Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta
Barat, Senin (27/10) sore. Eri tewas dengan luka di kepalanya akibat terkena lemparan batu dari jarak dekat oleh siswa SMK Pertiwi.

Luka di kepala Eri tergolong parah, karena dia dikepruk dengan batu ukuran besar. Saat Eri terkapar di jalan, tak ada rekannya yang datang menolong. Rekan-rekan Eri malah sibuk mengejar pelaku pelemparan tersebut.

Eri yang bersimbah darah ditolong oleh warga sekitar yang merasa iba melihat luka-luka yang dideritanya. Eri kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras yang berjarak sekitar 300 meter dari tempat kejadian. Namun, menjelang malam Eri mengembuskan napas terakhir. Diduga akibat kehabisan darah.

Petugas Polsektro Tanjungduren yang datang ke lokasi kejadian sore itu langsung melakukan penyelidikan. Polisi lantas mencatat ada empat pelajar SMK Pertiwi yang diduga menjadi pelaku pelemparan batu itu.

Berbekal informasi tersebut, Selasa (28/10) pagi, sebelum jam pelajaran dimulai, beberapa petugas Polsektro Tanjungduren mendatangi SMK Pertiwi di Jalan Tawakal. Pagi itu, ketiga orang yang dicari ternyata datang ke sekolah seolah tak pernah terjadi apa-apa. Keempat pelajar tersebut adalah Sol (16), Sod (15), Nug (16), dan AS (16).

Setelah menjalani pemeriksaan, akhirnya ditetapkan AS lah tersangka pelaku pelemparan batu tersebut. Kepada petugas AS mengaku tidak berniat membunuh Eri. Dia cuma berniat melukai. "Waktu itu saya dan beberapa teman saya sedang duduk-duduk di taman di Jalan Kiai Tapa untuk menunggu bus. Tiba-tiba datang rombongan dari sekolah lain yang menyerang kami," kata AS.

Salah satu dari pelajar yang melakukan penyerangan itu adalah Eri. Menurut AS, saat itu Eri ada di barisan depan. "Saat mereka menyerang kami, saya masuk ke sebuah gang. Di sana saya mengambil batu bekas tembok. Saat orang yang nyerang saya mendekat, langsung saya lempar," katanya.

Menurut AS, saat melempar batu itu, jarak dirinya dengan Eri tak sampai satu meter.

Sementara itu, suasana sedih dan duka sangat terasa di kediaman Eri di Jalan Duri Barat, Duripulo, Tambora, Jakarta Barat. Ibu Eri yang telah menjadi janda dalam dua tahun terakhir ini tak henti-hentinya menangis dan meratapi kepergian anaknya. Eri adalah anak dia satu-satunya.

Menurut beberapa tetangganya, Eri dikenal sebagai anak yang pendiam dan penurut. Mereka tak menyangka jika Eri bisa ikut dalam tawuran pelajar. "Eri bercita-cita menjadi seorang tentara," kata salah seorang tetangganya. (tos)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com