Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golput Nomoe Dua di Kediri

Kompas.com - 27/10/2008, 18:36 WIB

KEDIRI, SENIN- Masyarakat pemilik hak pilih dalam pemilihan kepala daerah Kota Kediri yang tidak menggunakan hak pilihnya mencapai 28 persen. Angka itu menduduki peringkat kedua dalam perolehan suara dari delapan pasangan calon wali kota.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Kediri (KPUD) Agus Rofik, Senin (27/10), di Kediri mengatakan, 28 persen adalah angka golput murni. Jika suara tidak sah juga dimasukkan sebagai kategori golput, maka angkanya mencapai 31 persen.

Total pemilih berdasarkan daftar pemilih tetap pilkada Kota Kediri 199.016. Akan tetapi jumlah surat suara terpakai hanya 143.291, itupun surat suara sah hanya 136.279. "Sisanya 7.012 surat suara dinyatakan tidak sah," katanya.

Dalam pemilihan yang digelar 23 Oktober 2008 lalu, calon terpilih sebagai pemenang pilkada adalah pasangan dengan nomor urut 1 yang diusung oleh Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat Samsul Ashar-Abdullah Abubakar.

Mereka memperoleh suara 56.079 atau 41,15 persen dari total suara sah. Suara terbanyak kedua 35.361 atau 25,95 persen dikantongi oleh pasangan Iwan Boedianto-Arifin Asror dengan nomor urut delapan.

Peringkat ketiga perolehan suara diduduki Rinto Harno-M Zaini pasangan nomor urut 7 yang mengantongi 24.3 53 suara atau 17,87 persen. Lima pasangan calon lainnya yakni Machrus-Nugroho, Martanty-Tsalis, Syaiful Muslimin-Farid, Kasmuji-Khoirul Anam, dan Heru Marwanto-Tamam Mustofa rata-rata memperoleh suara kurang dari 4 persen.

Berdasarkan perhitungan suara tersebut, jelas terlihat bahwa golput hanya dikalahkan oleh pasangan nomor urut satu. Pasangan Iwan-Arifin yang berada diperingkat kedua perolehan suara pun, tidak mampu mengalahkan angka golput.

Anggota KPUD Kediri Bidang Sosialisasi Taufik Al Amin mengatakan, dibandingkan dengan angka golput pada saat pemilihan gubernur putaran pertama 23 Juli 2008 yang mencapai 32 persen, golput pada pilkada Kediri jauh berkurang.

Akan tetapi seharusnya angka golput bisa lebih rendah lagi yakni maksimal sekitar 20 persen seperti target KPUD. Pasalnya, pemilihan kepala daerah Kediri memiliki hubungan emosional yang sangat dekat dengan masyarakat pemilih.

Sementara itu, pada hari penetapan hasil penghitungan suara pilkada Kota Kediri di kantor KPUD kemarin, polisi melakukan penjagaan ketat di seluruh penjuru wilayah. Pengamanan dilakukan secara terbuka dengan menyiagakan pasukan berseragam dinas, p olisi berpakaian preman.

Razia kendaraan yang masuk dan keluar Kota Kediri juga digelar di berbagai lokasi antara lain depan Stadion Brawijaya dan depan markas Polresta Kediri.

Di kantor KPUD, berjaga ratusan anggota polisi bersegaram lengkap dengan peralatan antihuruhara. Setiap tamu yang masuk ke kantor KPUD diperiksa satu per satu.

Sebelumnya sempat beredar isu ada demonstrasi yang digelar oleh sekelompok masyarakat yang diduga tidak puas dengan hasil perhitungan suara KPUD, akan tetapi ternyata tidak terbukti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com