Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Pendukung Calon Saling Ejek dan Kejar-kejaran

Kompas.com - 25/10/2008, 23:33 WIB

MAKASSAR,SABTU-Sekitar 500 aparat dari Polda Sulsel, Polwil Kota Makassar dan Polres Makassar Timur, diturunkan mengawal jalannya acara debat kandidat walikota Makassar, Sabtu (25/10) malam, namun tetap ricuh antar dua kelompok pendukung.

Meski dikawal aparat keamanan, debat yang berlangsung di Ball Room salah satu hotel internasional di Makassar, sempat diwarnai ricuh antar dua kelompok pendukung. Ricuh bermula saat ratusan pendukung dari tujuh kandidat di halaman hotel saling meneriakkan yel-yel masing-masing. Namun tidak lama kemudian, teriakan yel-yel itu berubah menjadi saling ejek.

Dua kelompok massa dari pasangan Ilaham Arif Sirajuddin-Supomo Guntur (Iasmo) dan Idris Manggabarani-Adil Patu (Idial) yang berjumlah banyak, akhirnya saling dorong dan saling kejar.

Kericuhan itu mampu diredam aparat yang menurunkan pengamanan terbuka dan tertutup. Namun tidak sampai satu jam, kericuhan kedua kembali terjadi. Kali ini disebabkan seorang oknum pendukung yang sedang mabuk miras mencoba memancing emosi kelompok lainnya.

Menurut Kapolres Makassar Timur, AKP Kamaruddin, tidak ada pihak yang diamankan akibat insiden tersebut. Ia menyatakan situasi masih dapat dikendalikan. "Itu hal biasa diantara pendukung," ujarnya. Acara debat kandidat walikota sendiri berlangsung sekitar dua jam yang disiarkan langsung salah satu stasiun televisi nasional Jakarta.

Usai debat tersebut, para kandidat langsung keluar dari lokasi dan menemui pendukung masing-masing. Hingar bingar teriakan pun kembali terdengar. Untuk mencegah terjadinya tabrakan antar pendukung, para kandidat tidak keluar secara bersamaan. Mereka dikeluarkan satu-satu melalui pintu yang berbeda.

Berakhirnya debat kandidat ini juga menandai berawalnya masa tenang yang dimulai tanggal 26 - 28 Oktober. Pemilihan walikota Makassar sendiri akan dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2008.

Terkait dengan ketersediaan pasokan listrik saat hari H pelaksanaan pemilihan, Ketua KPU Makassar, Zulkifli Gani Ottoh mengatakan, sudah menyurati pihak PLN Kota Makassar. Dalam surat itu, KPU meminta PLN agar tidak melakukan pemadaman bergilir mulai tanggal 28 Oktober hingga 5 November 2008. "Kami sudah surati dan PLN juga sudah menyanggupi," katanya.

Meski begitu, masalah sempat dikhawatirkan akan terjadi. Sebab genset yang dimiliki hanya tersedia untuk kantor KPU Makassar. Sementara tempat penghitungan suara di kecamatan-kecamatan belum mendapat genset.  Hal tersebut bisa menyebabkan hilangnya data perhitungan jika benar-benar terjadi lampu padam.

Selain kurangnya genset, Zulkifli juga menekankan bahwa tidak ada anggaran untuk pengadaan UPS di tiap komputer yang bekerja dalam pemilihan walikota ini. UPS adalah alat untuk menjaga stabilitas listrik komputer, sehingga data yang ada masih bisa diamankan, bila terjadi pemadaman. "Bisa mubadzir dana pemilihan sebesar Rp21 miliar, kalau PLN tidak mampu menjaga listriknya," katanya.

Beberapa waktu lalu, saat pihak PLN bertemu Walikota Makassar Andi Heri Iskandar, sempat menyarankan agar semua komputer dipasangi UPS.  Meski begitu, baik PLN maupun pihak pemkot menyatakan tidak memiliki anggaran untuk pengadaan UPS tersebut. Walikota Andi Heri mengatakan, menyerahkan sepenuhnya mengenai pengadaan UPS ke KPU Makassar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com