Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Pulp & Paper Rusak Habitat Harimau

Kompas.com - 20/10/2008, 17:53 WIB

PEKANBARU, SENIN - APP (Asia Pulp & Paper), sebuah perusahaan kertas milik Sinar Mas yang beroperasi di Riau dikabarkan telah membangun jalan koridor sepanjang 45 kilometer di dalam kawasan hutan Senepis yang merusak lingkungan. Jalan logging yang baru dibuka tersebut tidak hanya menembus hutan alam yang masih bagus di dalam kawasan lindung Senepis, tetapi juga melintasi kawasan gambut dalam dengan potensi emisi karbon yang relatif besar.

Informasi penghancuran hutan alam tempat tinggal harimau Sumatera ini dilaporkan Eyes on the Forest (EoF), serta koaliasi beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di Riau seperti Jikalahari, Walhi, dan WWF-Indonesia.

"Investigator lapangan kami menemukan bahwa APP telah menyelesaikan jalan lintas sepanjang 45 kilometer menembus hutan gambut Senepis dan jalan telah dikeraskan hampir separuhnya. Kami tidak dapat menemukan izin apapun untuk jalan itu," ujar Direktur Eksekutif Walhi Riau Jhony Setiawan Mundung. 

Menurut dia, penghancuran hutan alam oleh APP tidak hanya akan menimbulkan kepunahan harimau Sumatera tetapi juga menimbulkan resiko bagi masyarakat setempat karena dapat memicu terjadinya konflik antara harimau dan manusia.

"Proyek penebangan hutan alam ini hanyalah contoh yang paling baru dari seluruh pola berlanjut penghancuran hutan alam keseluruhan oleh APP dan mitra-mitranya di Sumatera," katanya.
Padahal, lanjut dia, baru dua pekan lalu pemerintah Indonesia mengumumkan komitmennya untuk melindungi hutan alam dan ekosistem pulau Sumatera serta iklim global dalam forum internasional.

Ia mengatakan sangat menyayangkan tindakan perusahaan yang bertentangan dengan upaya pemerintah dalam melindungi hutan Sumatera guna memperlambat laju perubahan iklim dan melindungi keanekaragaman hayati Indonesia.

"Hutan gambut Senepis dan hutan gambut lainnya di Sumatera secara global jadi penyimpan karbon yang signifikan, sehingga hanya dengan menebangi pohon atau merusak lahan gambut dalam yang kaya karbon maka emisi karbon akan terjadi dan mempengaruhi perubahan iklim global," ungkap Mundung.

Pembukaan hutan Senepis yang sudah dilakukan oleh APP/SMG dan mitranya sejak 1999 telah menyusutkan luas hutan di Riau, dan juga menyebabkan, peningkatan frekuensi konflik dengan satwa liar, khususnya harimau Sumatera. Riau adalah salah satu benteng pertahanan terakhir harimau Sumatera yang jumlahnya saat ini di Indonesia kurang dari 400 ekor.

Pembukaan hutan alam oleh APP/SMG dan mitranya di Riau yang legalitasnya masih dipertanyakan, telah berulangkali didokumentasikan. Sejumlah laporan sebelumnya oleh beberapa LSM lingkungan menunjukkan bahwa APP/SMG dan mitranya juga mengancam dua hutan alam penting lainnya, yaitu hutan gambut Semenanjung Kampar di Kabupaten Pelalawan dan blok hutan dataran rendah Bukit Tigapuluh di Kabupaten Indragiri Hulu.

"Kami menyerukan kepada APP untuk menghentikan semua kegiatan pembukaan hutan alam yang tidak berkelanjutan dan mulai bersikap sebagai perusahaan yang bertanggung jawab. Sampai APP melakukan hal tersebut diatas, kami merekomendasikan agar investor dan pembeli APP tidak lagi melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut," kata Direktur Kebijakan WWF Indonesia, Nazir Foead.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com