Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Yogya Belum Terpengaruh Krisis AS

Kompas.com - 10/10/2008, 19:00 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Krisis keuangan yang terjadi di Amerika belum memengaruhi kunjung-tinggal wisatawan di kantung-kantung wisatawan asing di Yogyakarta. Namun begitu, penyedia jasa wisata meyakini krisis yang terjadi lambat laun akan berimbas ke dalam negeri jika tidak segera tertangani.

Mereka berharap ada langkah-langkah antisipasi dari pemerintah, meski pemulihan wisata akibat krisis keuangan jauh lebih mudah dibanding pengaruh masalah keamanan oleh pelaku terorisme.

Sejumlah pemilik hotel, penginapan, dan restoran di Jalan Prawirotaman dan Sosrowijayan, keduanya merupakan kantung wisatawan asing, terutama kaum backpacker, Jumat (10/10), mengatakan wisatawan asing masih berdatangan. Mereka berasal dari Eropa, Amerika, dan Asia dengan lama tinggal dua hingga lima hari.  

"Pemesanan kamar memang berkurang, namun pembatalan tidak ada. Jika biasanya reservasi mencapai 5-7 buah per hari, akhir-akhir ini kurang dari jumlah itu," ujar Joko Pilantoro pemilik hotel dan penginapan Duta di Jalan Prawirotaman.

Menurut Joko, dari hasil pembicaraannya dengan beberapa wisatawan yang menjadi tamunya, krisis dapat mengakibatkan uang yang beredar di pasar berkurang, perdagangan lesu, dan akhirnya minat orang untuk berwisata kian menurun.

Diakuinya hampir semua wisatawan yang saat ini berada di Prawirotaman adalah mereka yang telah melakukan pemesanan kamar sejak lama atau telah berada Indonesia sebelum krisis keuangan itu terjadi. "Telah menjadi kebiasaan di Prawirotaman bahwa seorang wisatawan bisa memesan kamar beberapa bulan atau bahkan satu tahun sebelumnya," ujar Joko.

Pendapat senada disampaikan M Faisal, pemilik eFeM Resto, di Jalan Sosrowijayan yang berada di dekat Jalan Malioboro. Menurutnya, setelah peristiwa bom Bali musim kunjung-tinggal wisatawan ke Sosrowijayan berkurang, dari biasanya tiga bulan menjadi dua bulan. Biasanya, musim kunjung tinggal paling ramai Juli-September.

"September kemarin sudah mulai sepi. Untuk saat ini, saya kira kunjungan wisatawan masih normal karena sekarang memang sedang low season. Desember nanti, mungkin akan naik lagi. Krisis di Amerika saya kira belum banyak berdampak," katanya.

Manajer Dusun Jogja Village Inn di Jalan Menukan, Karangkajen, sekaligus sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta Herman Tony mengatakan orang asing memiliki kebiasaan yang tidak dipunyai orang Indonesia. Mereka selalu memiliki rencana perjalanan wisata yang terprogram.

Mungkin, krisis ini membuat mereka harus menjadwal ulang rencana perjalanannya. "Kami, dari PHRI hingga kini juga belum memeroleh informasi dari anggota apakah dunia pariwisata di Yogyakarta sudah terpengaruh. Kami akan mencari tahu berapa banyak kamar yang dibatalkan," katanya.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com