Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PG Cepiring Impor Gula Mentah 30.000 Ton

Kompas.com - 11/09/2008, 21:37 WIB

KENDAL, KAMIS - Pabrik Gula Cepiring di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, masih mengimpor gula mentah atau raw sugar 30.000 ton untuk memenuhi kapasitas produksi yang mesti diisi atau idle capacity perusahaan. Ini karena ketersediaan tebu belum bisa menutupi target produksi gula putih perusahaan.

Presiden Direktur PG Cepiring Kamadjaya, di Cepiring, Kendal, mengatakan, impor masih tetap dilakukan karena tebu yang terserap dari petani masih belum bisa memenuhi target produksi gula putih PG Cepiring sebesar 550 ton gula putih per hari.

Dari proses penggilingan tebu hanya bisa menghasilkan 200 ton gula putih. Untuk mencapai target produksi maka membutuhkan raw sugar yang dapat menghasilkan 350 ton gula putih, ujar Kamadjaya, seusai penantanganan Memorandum of Understanding (Mou) dengan petani tebu di Kantor PG Cepiring, Kendal, Rabu (10/9) malam. Menurut Kamadjaya, terdapat dua faktor yang menyebabkan belum mampunya target produksi gula putih dipenuhi seluruhnya dari tebu yaitu kesiapan alat dan ketersediaan lahan tebu.

Hingga kini, PG Cepiring hanya bisa menyerap tebu dari lahan seluas 1.100 hektar dari kapasitas serapan ideal 4.000 hektar. Untuk menutupi kapasitas produksinya, maka PG Cepiring masih mengimpor raw sugar untuk diproses menjadi gula putih. Pada tahun 2009 nanti, PG Cepiring menargetkan dapat menyerap tebu dari lahan seluas 2.973 hektar yang tersebar di Kabupaten Kendal, kawasan Batang Timur, Kabupaten Semarang, dan Kota Semarang.

Terkait kesiapan alat, Kamadjaya mengakui, tiga mesin boiler, atau mesin penghasil gas dan uap yang digunakan untuk menggerakkan mesin penggiling, milik PG Cepiring sebenarnya mampu menghasilkan gilingan tebu 80 ton per jam atau 2.500 ton per hari. Namun, karena dua mesin boiler tidak bisa dioperasikan maka hanya bisa menghasilkan 40 ton per jam. Akibatnya, panen tebu dari petani tidak bisa terserap seluruhnya oleh PG Cepiring dan membuat petani menyerahkan sebagian besar hasil panennya ke PG Sragi. Oleh karena itu, Kamadjaya pun menjanjikan semua mesin boiler tersebut sudah kembali beroperasi pada 25 September mendatang, setelah diperbaiki dengan biaya Rp 4,5 miliar.

Penandatangan Mou

Untuk kembali menjalin komitmen dengan petani tebu, PG Cepiring juga m embuat Mou agar para petani mau menyerahkan hasil panennya. Selain oleh Kamadjaya, Mou tersebut ditandatangani Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kendal Khafid Sirotudin, dan 14 petani tebu yang memiliki beragam luasan hektar lahan tebu. Sebagai saksi, Ketua Dewan Pimpinan Daerah APTRI Jateng Fatchudin Rosjidi juga ikut menandatangani.

Dalam penandatanganan Mou ini, pihak PG Cepiring menyatakan siap mengganti selisih uang transpor yang mesti dikeluarkan petani ketika harus menyerahkan hasil panen tebu mereka ke PG Sragi. Fatchudin Rosjidi mengatakan, dengan beroperasinya kembali penggilingan dari PG Cepiring dapat membuat hasil panen tebu dari petani terserap secara optimal. Demi memenuhi target penyerapan tebu di tahun 2009, Khafiz mengharapkan lahan tebu di Kendal dan Batang Timur dapat diperluas dari 1.100 hektar menjadi 2.000 hektar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com