Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ya Ampun.... Listrik Padam Saat Pasien Dioperasi

Kompas.com - 04/09/2008, 01:58 WIB

MAKASSAR, RABU- Aliran listrik di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji di Makassar, Sulawesi Selatan, padam ketika paramedis rumah sakit itu sedang mengoperasi pasien, Rabu (3/9). Operasi tetap berlangsung meski tanpa peralatan elektrik, dan tanpa bantuan alat monitor tanda vital pasien. Pasien yang menjalani operasi itu, Sahara Daeng Sunggu (45), selamat.

Sejumlah kerabat Sahara sempat panik ketika aliran listrik rumah sakit itu padam sekitar pukul 12.30 WITA. Mereka khawatir padamnya aliran listrik itu mengganggu jalannya operasi.  “Nenek saya sakit ambeien sejak tiga tahun  lalu. Sering berak darah. Pada Juni lalu, nenek sudah dioperasi di rumah sakit lain, tapi tidak sembuh, sehingga harus dioperasi lagi. Nenek saya dioperasi sejak pukul 09.00. Sekitar pukul 12.00, dokter keluar dan memberitahu kami bahwa operasi harus dilanjutkan dengan membuat saluran baru untuk buang air besar. Setelah dokter masuk lagi, tiba-tiba aliran listrik padam,” kata cucu kemenakan pasien, Ismi (29).

Kehadiran belasan wartawan di selasar ruang operasi membuat kerabat Sahara semakin bingung dan panik. Ketika salah satu kerabat Sahara menangis, tangisan itu membuat sebagian kerabat Sahara berpikir hal terburuk telah terjadi.

Suami Sahara, Guppa Daeng Ngalle, menangis tersedu dengan memeluk anaknya, Tarisa (5). Tangisan baru mereda setelah salah satu petugas para medis menenangkan keluarga yang menunggu.

Aliran listrik baru menyala sekitar pukul 13.40, setelah Badan Pelaksana RSUD Labuang Baji mengirim Kepala Sub Bagian Tata Laksana Muhammad Darwis mendatangi Kantor Cabang PLN Kota Makassar. “PLN sangat kooperatif. Setelah kami beritahu bahwa sedang berlangsung operasi, listrik langsung menyala. Jadi matinya hanya satu jam saja. Bayangkan kalau mati dua jam,” kata Darwis.

Darwis menyatakan sempat menanyakan kenapa aliran listrik di RSUD Labuang Baji padam. “Menurut petugas  PLN, aliran listrik dipadamkan untuk menghemat volume air di PLTA Bakaru, karena pada malam hari beban listrik lebih berat. Jadi pemadaman yang direncanakan. Cuma, sayangnya kami tidak diberitahu dulu,” kata Darwis.

Sekretaris Badan Pengelola RSUD Labuang Baji, drg Sri Fausyia M Kes, menguatkan keterangan Darwis. “Jika kami diberitahu aliran listrik akan dipadamkan, kami tidak akan mengoperasi pasien. Pada Rabu ini, ada tiga operasi pasien, dan operasi yang dijalani pasien Sahara adalah operasi besar yang membutuhkan waktu berjam-jam,” kata Sri. 

Sri membenarkan jika generator set pembangkit listrik di RSUD Labuang Baji tidak berfungsi. “Kami sudah membeli generator set baru. Akan tetapi, generator set itu belum tiba di rumah sakit. Itulah mengapa jika kami tahu akan terjadi pemadaman listrik, pasti kami menunda operasi,” kata Sri.

Sri menyatakan saat aliran listrik padam operasi dilanjutkan dengan peralatan non eletrik. “Seluruh peralatan yang membutuhkan aliran listrik tidak digunakan. Operasi itu juga dilanjutkan tanpa bantuan alat monitoring tanda vital pasien. Sebenarnya, sudah beberapa kali terjadi pemadaman listrik mendadak yang bisa merusak peralatan medis elektris. Akan tetapi, kali ini pemadaman listrik terjadi ketika kami sedang mengoperasi pasien,” kata Sri.

PLN membantah

Humas PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, M Yamin Loleh, menyatakan pemadaman yang terjadi pada Rabu siang bukan pemadaman terencana, sehingga tidak bisa diberitahukan sebelumnya. Ia meminta RSUD Labuang Baji proaktif memberitahukan rencana operasi pasien, sehingga PLN tidak memutuskan aliran listrik ke RSUD itu.
 
“Jika terjadi pemadaman listrik secara tiba-tiba, kemungkinan besar daya yang dihasilkan PLTA Bakaru berkurang secara tiba-tiba. Dalam kondisi seperti itu, petugas jaringan PLN harus memiliki jaringan listrik mana yang harus dipadamkan, agar tidak terjadi black out. Jaringan listrik yang dipilih adalah jaringan yang sesuai dengan defisit daya yang terjadi saat itu, sehingga tidak dapat diprediksi. Itulah yang mengakibatkan terjadinya pemadaman tiba-tiba,” kata Yamin.

Pemadaman listrik selama tiga hari terakhir sudah terjadi bergantian di sejumlah daerah di Makassar dan Kabupaten Gowa, antara lain di Pasar Butung Kota Makassar, Palangga, dan Somba Opu. Akan tetapi Yamin besikeras bahwa pemadaman yang terjadi bersifat insidentif, dan bukan termasuk pemadaman bergilir yang terencana.

“Untuk mengatasi defisit listrik, kami telah mengoperasikan tiga pembangkit diesel Tello. Pengoperasian tiga pembangkit listrik diesel itu menambah konsumsi bahan bakar minyak, sehingga pengeluaran kami bertambah Rp 12 miliar per hari,” kata Yamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com