CILACAP, MINGGU - Hingga saat ini, belum ada laporan pemesanan peti mati untuk tiga terpidana mati kasus Bom Bali, Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra meskipun pelaksanaan eksekusi terhadap mereka diperkirakan tinggal menunggu beberapa hari lagi. Yayasan Dharma Mulia Cilacap yang sering menjadi langganan Lapas Nusakambangan belum menerima pesanan sejumlha terpidana mati yang akan dieksekusi tersebut.
"Hingga saat ini kita belum menerima pesanan peti dari Nusakambangan," kata pengurus Yayasan Dharma Mulia Cilacap Paulus (60), di Cilacap, Minggu (24/8). Ia mengatakan, biasanya pemesanan peti mati dilakukan tiga hari sebelum pelaksanaan eksekusi, seperti ketika eksekusi mati dijalankan bagi dua terpidana warga negara Nigeria, akhir Juni lalu.
Ia mengaku, Yayasan Dharma Mulia beberapa kali mendapat pesanan peti mati untuk membawa jenazah narapidana. Menurut dia, pesanan peti mati terakhir hanya dua peti mati dengan harga Rp1,25 juta per buah dan diambil dengan mobil jenazah dari RSUD Cilacap untuk diantar ke Nusakambangan.
"Terakhir kita dapat pesanan pada tanggal 16 Juli lalu untuk jenazah narapidana bernama Parlindungan yang meninggal karena sakit, tetapi saya tidak tahu dia dari Nusakambangan atau Cilacap saja," katanya.
Untuk eksekusi Amrozi dan kawan-kawan, dia mengatakan, belum tentu Nusakambangan membutuhkan akan peti mati. Sebab, semua terpidana mati bom Bali beragama Islam. "Namun biasanya kalau dibawa ke luar kota, akan menggunakan peti mati," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.