Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masakan Sunda Bikin Kangen Terus Euy...

Kompas.com - 23/08/2008, 06:47 WIB

AROMA sedap masakan yang tengah dibakar langsung menyergap indera penciuman ketika kami tiba di rumah makan ini, setelah menempuh perjalanan hampir 70 kilometer dari Jakarta. Aroma itu datang dari jejeran bungkusan daun pisang berisi pepes yang tengah dijilati lidah api dari kayu bakar yang membara.

Pepes jambal legendaris bikinan Rumah Makan Walahar H Dirja masih saja mengesankan. Rumah makan yang berusia 26 tahun ini bertetangga dengan pintu air nan cantik dari era kolonial di Bendungan Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat.

Jenis masakan andalan di sini memang beragam jenis pepes. Ada pepes jambal yang tersohor, pepes ikan peda, pepes ikan mas, pepes tahu, pepes oncom, pepes jamur, pepes ayam, pepes teri, pepes ati empedal, dan yang terbaru adalah pepes remis.

Seperti yang selalu ditekankan pakar kuliner Indonesia, William Wongso, masakan yang mengesankan selalu dimulai dari kualitas bahan baku yang baik. Masakan enak bukan melulu soal bumbu yang meresap, begitu kata Pak William, yang juga jago masak itu.

Nah, di sinilah kekhasan masakan Sunda yang relatif minimalis dari segi bumbu. Seperti halnya juga masakan Jepang yang usui (ringan di bumbu). Kualitas bahan baku menjadi tuntutan yang tak boleh dibantah. Dan, inilah yang selalu bikin kangen dari masakan Sunda.

Pepes jambal, misalnya, dibikin dari ikan jambal yang didatangkan dari Jatiluhur dalam keadaan hidup. Bumbu-bumbu yang digunakan tak rumit, yakni lengkuas, kunyit, garam, jahe, cabai, bawang merah, dan daun kemangi.

Ketika bungkusan daun pisang dari pepes jambal itu disibakkan, tercium sedapnya aroma kemangi berkejaran dengan rempah-rempah lainnya. Cicipi dulu daging ikan jambal tanpa nasi, tanpa sambal. Tekstur daging yang terasa segar antara lembut dan kenyal.

Yang sangat mengesankan, aroma khas kayu bakar terjejak di langit-langit rongga mulut saat pepes ini meluncur ke kerongkongan. Sebab, hampir semua jenis pepes itu dimasak dengan cara dibakar sejak bahan baku mentah. Niscaya aroma semacam itu tak mungkin ditemukan dari pepes yang dibakar di atas arang, apalagi ”pepes modern” ala microwave!

Sambal uleknya rupanya cukup keterlaluan enaknya. Meski sambal ini digoreng, tak tampak minyak yang menggenang. Rasa pedasnya pun demokratis, tak sampai memonopoli rasa pepes.

Oh ya, jangan lupakan sayur asemnya. Sangat menyegarkan, dengan potongan nangka mengkal, jagung manis, dan dua-tiga potong pepaya muda (yang tampangnya mirip labu).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com