Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Pindahan Masuk Kampung dan Memangsa Ternak

Kompas.com - 06/08/2008, 15:50 WIB

BANDAR LAMPUNG, RABU - Pemindahan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dari hutan Aceh Selatan ke Tambling Wildlife Natural Conservation (TWNC) di Lampung menimbulkan masalah baru. Ratusan warga yang tinggal di dusun enclave (dalam hutan) di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)  mulai melaporkan gangguan si raja hutan.

Harimau dilaporkan sering masuk perkampungan dan telah memangsa hewan ternak peliharaan warga setempat. Informasi dari warga di Pemangku Pengekahan, Pekon Way Haru, kampung yang berada di dalam hutan TNBBS, di Kecamatan Bengkunat Belimbing, Rabu siang, menyebutkan sejak awal Agustus 2008 lalu, warga telah kehilangan belasan ekor ternak kambing dan ayam peliharaan mereka.

Pimpinan LSM Kawan Tani, Kurniadi mengatakan warga dampingan di sana melaporkan puluhan ekor ternak kambing warga di Pengekahan dinyatakan hilang. Diduga ternak-ternak tersebut hilang dimangsa harimau yang beberapa waktu lalu telah dilepasliarkan di hutan dekat sana.

"Pak Musa, warga Pengekahan yang antara lain melaporkan kehilangan banyak kambing peliharaannya itu," kata Kurniadi pula. Pada Senin (4/8), warga melaporkan pula, telah kehilangan 10 ekor ayam peliharaan mereka di sana. Diduga ayam itu juga dimangsa harimau yang baru dilepasliarkan di sana.

Kehilangan ayam ternak itu dilaporkan keluarga Matondang di sana. Menurut nya dalam beberapa hari selama satu pekan ini, kerap terlihat seekor harimau berada di sekitar perkampungan mereka.

"Harimau itu terlihat warga tidur-tiduran di dekat rumah mereka, dan masuk pula ke halaman sekolah yang ada di sana," kata Kurniadi lagi. Warga yang melaporkan keberadaan dan gangguan harimau itu, menyebutkan, kendati telah coba diusir untuk kembali ke hutan, ternyata harimau itu masih kembali lagi ke kampung mereka.

"Tadi malam (Selasa, 5/8), warga melaporkan harimau itu datang lagi masuk ke kampung, sehingga menimbulkan keresahan di sana," ujar Kurniadi pula. Gangguan harimau itu, selain kepada Balai Besar TNBBS, telah pula dilaporkan warga kepada anggota DPRD Kabupaten Lampung Barat, untuk dapat menyikapi dan mengantisipasi kemungkinan buruk dapat terjadi.

Terus dipantau

Laporan tersebut dibenarkan Koordinator Konservasi Harimau LSM Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) sekaligus Ketua Forum Harimau Kita, Hariyo Tabah Wibisono. Ia mengatakan salah satu dari dua ekor  harimau asal Aceh yang telah dibawa ke Lampung dan diliarkan di hutan TNBBS itu diketahui masuk perkampungan.

"Tidak ada masalah dengan keberadaan Pangeran itu di dalam hutan TNBBS, tapi belakangan dilaporkan Agam yang masuk ke perkampungan warga di Pengekahan," kata Hariyo pula. Pangeran adalah nama salah satu harimua jantan yang berusia 5-6 tahun dan Agam nama harimau jantan lainnya berusia empat tahun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com