Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Noordin M Top Perintahkan Pengeboman

Kompas.com - 04/07/2008, 05:07 WIB

PALEMBANG, KAMIS- Rencana operasi pengeboman yang disusun dan disiapkan oleh jaringan kelompok Al Jamaah Al Islamiyah (JI) di Palembang, Sumatera Selatan, terindikasi merupakan instruksi buronan teroris warga negara Malaysia,  Noordin M Top. Fakta terbaru menunjukkan, satuan kelompok di Palembang merupakan metamorfosis baru jaringan JI yang tak  punya struktur, dan pragmatis.

Informasi yang dihimpun Kompas di Kepolisian setempat menjelaskan, Omar alias Fajar alias Taslim alias Alim alias Abu Hazam, warga negara Singapura, mengaku mempersiapkan logistik bom, sedangkan rencana peledakan atas perintah Noordin M Top.

Noordin sempat bertemu beberapa kali dengan Omar di lokasi-lokasi yang belum diketahui. Omar juga berteman dengan Mas Slamet Kastari, tersangka teroris warga negara Singapura, yang kini buron setelah melarikan diri dari Penjara Whitley Road, Singapura Februari 2008.

Laki-laki keturunan India yang juga sempat mengenyam pelatihan militer di camp Afghanistan ini pernah bertemu Osama bin Laden. Dia juga sempat berlatih merakit bom dari Azahari, yang tewas dalam penyergapan polisi di Batu, Jawa Timur, 2005 lalu.

Kelompok di Palembang itu sempat merencanakan mengebom suatu tempat hiburan di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, pada Juli 2007 lalu. Lokasi tersebut sempat disurvei oleh Omar dan tiga tersangka lainnya, yaitu Wahyudi, Agus, dan Musa. Sejumlah bom yang dirakit di Palembang bahkan sudah sempat dibawa dengan bus ke Bukit Tinggi. Namun, rencana itu akhirnya dibatalkan dengan alasan yang belum diketahui. Lokasi alternatif  peledakan pun masih belum diketahui.

Pengungkapan satuan tugas polisi antiteror Mabes Polri kali ini merupakan yang ketiga kalinya rencana peledakan digagalkan. Tahun 2005 saat penyergapan di Malang, polisi juga menemukan bom dan bahan peledak yang siap digunakan. Kemudian, tahun 2007 lalu, polisi juga membekuk para anak buah Abu Dujana yang telah siap dengan logistik bahan peledak. 

Informasi yang dihimpun juga menunjukkan bahwa Omar sebenarnya bermaksud membangun model baru sel JI di Palembang. Sebab, kali ini tak lagi ditemui struktur khusus seperti yang ditemui pada sel Abu Dujana. Selain itu, sel jaringan kali ini juga menjalin hubungan dengan suatu organisasi terbuka yang bercabang di Palembang, yaitu Fakta atau Forum Anti Gerakan Pemurtadan. Masih belum diketahui juga apakah model sel tersebut juga atas perintah Noordin.

Satu lagi ditangkap  

Kamis dini hari kemarin, tim polisi antiteror Mabes Polri kembali menangkap satu orang, AMT (22), yang juga diduga terlibat dengan sembilan tersangka yang sebelumnya sudah tertangkap. Belum diketahui pasti AMT dalam kelompok di Palembang. Dengan demikian, saat ini telah 10 tersangka yang dibekuk polisi.

Beberapa dari tersangka juga diduga pernah terlibat dalam upaya pembunuhan Pendeta Joshua di Lembang, Bandung, Jawa Barat, pada tahun 2006. Ada juga yang pernah terlibat dalam pembunuhan Dago Simamora (58), guru SMP 11 Palembang, pada 8 Juni 2007. Meski demikian, dari 10 tersangka belum dapat dipastikan pelaku eksekutor pembunuhan tersebut.

Kamis siang kemarin, polisi antiteror juga menyisir kembali  tiga lokasi  yang menjadi hunian dari tiga orang tersangka  di Palembang. Dari penyisiran itu, polisi tidak menemukan bom dan bahan peledak. Polisi mengumpulkan sejumlah kertas-kertas dan buku yang akan dipelajari. 

Sementara itu pantauan Kompas di rumah tempat penyimpanan bom di Jalan Papera nomor 2110, situasi tampak sepi dan aktifitas warga berjalan normal. Pagar rumah tersebut tertutup dan diberi garis polisi.

Kondisi yang sama juga terjadi di sekretariat Forum Anti Gerakan Pemurtadan (Fakta) di Jalan KH Balqi, Plaju, Palembang. Sekretariat Fakta yang sekaligus berfungsi sebagai warnet itu dipasangi garis polisi dan dijaga beberapa polisi.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Kompas, biasanya warnet tersebut cukup ramai pengunjung karena letaknya dekat dengan perguruan tinggi. Sedangkan kegiatan Fakta di sekretariat tersebut tidak terlalu banyak karena kegiatan mereka dilakukan berpindah-pindah.

Diterbangkan ke Jakarta

Polisi kemarin menerbangkan ke-10 tersangka teroris ke Jakarta. Mereka diterbangkan dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang ke Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta. Mereka lalu ditahan di rumah tahanan Markas Komando Brimob di Kelapa Dua, Depok.

Pesawat yang mengangkut tersangka, merupakan pesawat milik Polri dengan nomor seri P-2035 bercat putih. Rombongan yang membawa tersangka teroris baru tiba di bandara SMB II pukul 08.20. Rombongan tersebut terdiri dari 12 mobil dan satu buah truk Brimob. Mereka masuk ke bandara melalui pintu untuk kargo yang terletak di ujung bandara sebelah timur.

Para tersangka teroris dituntun menaiki tangga pesawat dengan wajah ditutupi penutup wajah dan kedua tangan diborgol. Mereka dikawal ketat anggota polisi yang bersenjata lengkap. Pesawat lepas landas pukul 09.00.
Jalur laut

Kepala Kepolisian Daerah atau Kapolda Sumatera Selatan Irjen Ito Sumardi menyatakan bahwa laut merupakan salah satu jalur rawan yang sering digunakan anggota teroris internasional untuk memasuki sebuah negara. Jalur laut ini pula yang disinyalir kuat menjadi pintu masuk oleh salah satu tersangka warga negara Singapura.

Dari hasil penelusuran dan pemantauan tim kepolisian selama ini, Ito menjelaskan Alim alias Taslim bisa masuk ke Indonesia melalui Bayung Lincir, sebuah kawasan pantai yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

"Secara geografis, posisi Bayung Lincir ini sangat strategis, yakni berada tepat di laut lepas Selat Malaka dan berdekatan dengan Batam serta Singapura," kata dia.

Pergerakan teroris internasional akan lebih leluasa dengan menggunakan jalur laut, lain halnya dengan jalur udara dan darat. Selain tidak mudah terpantau aparat keamanan dan masyarakat, kelompok jaringan teroris internasional juga tidak perlu menyertakan atau menyiapkan identitas dalam upaya menyusup ke sebuah wilayah.

Tingkatkan siskamling

Sebagai antisipasi agar peristiwa penangkapan tidak terulang, Ito mengimbau jajaran kepolisian untuk meningkatkan kegiatan siskamling. Siskamling ini diharapkan tidak hanya berkutat seputar pelaksanaan ronda malam saja, namun mencakup keamanan lingkungan secara integral.

"Artinya, kenali masyarakat di lingkungan sekitar dengan baik. Jika ada penduduk baru yang datang dan menetap dalam waktu lama, pastikan Ketua RT-RW meminta kartu identitas penduduk baru tersebut," kata dia.
 Menurut Ito, berkembangnya aktivitas perakitan bom di beberapa titik wilayah Kota Palembang menjadi bukti nyata bahwa hal-hal detil di bidang keamanan lingkungan masih belum diperhatikan dengan maksimal oleh masyarakat itu sendiri.

Padahal, iklim masyarakat yang cenderung apatis dan egosentris bisa dimanfaatkan para pelaku teroris untuk tinggal dan beraktivitas di wilayah yang bersangkutan. Karenanya, segenap aparat keamanan dan masyarakat diminta mengedepankan upaya pencegahan dini agar jaringan teroris di Provinsi Sumatera Selatan bisa diputus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com