Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Murid Kebingungan Lakukan PSB

Kompas.com - 01/07/2008, 21:03 WIB

MAGELANG, SELASA - Sejumlah wali murid dan siswa kebingungan untuk mendaftarkan diri di sekolah yang diinginkan. Sebab, surat keterangan hasil ujian sementara (SKHUS) dan ijazah yang disebutkan sebagai syarat utama yang harus dilampirkan dalam proses pendaftaran siswa baru (PSB), belum juga dikeluarkan oleh sekolah asal.

Muhammad Kayat, warga Kecamatan Borobudur mengatakan hingga saat ini SD Negeri Tuksongo, sekolah asal putranya, belum juga dapat memberi kepastian kapan akan memberikan SKHUS dan ijazah.  

"Selama seminggu ini, saya terus bolak balik ke SD Tuksongo untuk menanyakan hal itu. Namun, dari keterangan terakhir yang saya dapatkan, SKHUS itu masih harus diambil terlebih dahulu di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah di Semarang," ujar warga yang sehari-hari berprofesi sebagai petani ini, Selasa (1/7).

Kayat mengatakan dirinya berencana untuk mendaftarkan putranya ke SMP Negeri 1 Borobudur. Namun, karena SKHUS yang menjadi syarat utama pendaftaran belum diterima, dia pun mengurungkan niatnya.

Kegelisahan serupa juga dirasakan oleh Yanti, warga Blondo, Kecamatan Mungkid. Kendatipun sudah memegang SKHUS, hatinya pun belum lega karena putrinya belum juga menerima ijazah, yang akan dipakai untuk mendaftarkan diri di SMP Negeri 1 Kota Mungkid.  

"Saat ini, SD Pasuruhan 2, sekolah asal putri saya, belum juga memberi informasi kapan akan memberikan ijazah. Padahal, waktu pendaftaran di SMP negeri sudah akan tutup pada 4 Juli mendatang," ujarnya.

Menurut keterangan dari pihak SMP Negeri 1 Kota Mungkid, ijazah memang bisa dilampirkan menyusul, selambat-lambatnya pada hari terakhir pendaftaran. Namun, dengan ketidakjelasan dari pihak SD Pasuruhan 2, dia pun khawatir ijazah baru akan diterima setelah Jumat (4/7).

Hajar, warga Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid yang kemarin menemani adiknya mendaftarkan diri di SMP Negeri 1 Kota Mungkid juga mengeluhkan persyaratan di SMP Negeri yang selalu meminta SKHUS atau ijazah asli dari siswa pendaftar.  

"Persyaratan itu, pada akhirnya menyulitkan kami untuk mendaftarkan diri di dua sekolah sekaligus," ujarnya.

Dengan kondisi ini, Hajar mengatakan, dirinya nanti terpaksa harus melihat jurnal yang berisi daftar nama siswa pendaftar berdasarkan urutan ranking. Jika pada hari terakhir adiknya berada di urutan bawah dan dikhawatirkan tidak diterima, maka berkas SKHUS dan ijazah asli yang telah diserahkan ke SMP Negeri 1 Mungkid akan ditarik dan diberikan ke SMP lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com