Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2008, 09:31 WIB

Banyak mitos yang beredar di kalangan masyarakat tentang rematik. Pengetahuan yang keliru ini yang kemudian bisa menimbulkan kekeliruan dalam menyikapinya. Inilah mitos-mitos tersebut.

1. Mitos: Rematik disebabkan oleh cuaca dingin, seringnya mandi malam, terlalu sering mandi dan sering berada dalam ruangan dingin atau ber-AC. Mitos ini memang amat populer. Namun, tidak terbukti kebenarannya, karena secara patologis tidak ada kaitannya antara mitos tersebut dengan timbulnya penyakit rematik.

Fakta: Air atau udara dingin akan menyebabkan kapsul sendi mengkerut. Hal ini tentunya bisa menambah rasa nyeri penderita rematik yang sendinya memang sudah sakit. Sebaiknya, penderita rematik memang mandi air hangat hingga mengurangi nyeri pada persendiannya.


2. Mitos: Rematik disebabkan oleh makanan seperti jeroan. Mitos ini juga banyak dipercaya oleh sebagian besar masyarakat.

Fakta: Dari sekitar lebih dari 100 macam rematik, hanya satu yang berkaitan dengan makanan (jeroan), yaitu Artritis Gout/Pirai.


3. Mitos: Rematik disebabkan oleh faktor keturunan.

Fakta: Meskipun mitos ini tidak seluruhnya salah, tapi masih tetap harus diluruskan. Tidak semua rematik diturunkan. Memang ada beberapa jenis rematik akibat faktor genetik.


4. Mitos: Rematik memerlukan antibiotika untuk mengatasi sendi yang bengkak.

Fakta: Antibiotika hanya digunakan pada arthritis yang disebabkan oleh infeksi (Septik Artritis). Bila tidak infeksi, antibiotika tidak diperlukan. Antibiotika juga tidak diberikan secara rutin walaupun sendi terlihat membengkak dan merah.


5. Mitos: Wanita hamil dan menyusui rawan terkena rematik.

Fakta: Penelitian terbaru American College of Rheumatology di New Orleans, Louisiana, menyatakan bahwa wanita yang menyusui bayi mereka selama dua tahun atau lebih, kecil kemungkinannya terkena penyakit artritis rematoid dibandingkan wanita yang hanya menyusui bayi kurang dari tiga bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com