Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.866 Hektar Padi di Lamongan Siap Panen

Kompas.com - 26/06/2008, 17:04 WIB

LAMONGAN, KAMIS - Sekitar 2.866 hektar lahan pertanian padi di Kecamatan Lamongan siap dipanen. Camat Kota Lamongan, Mochammad Wahyudi, Kamis (26/6), mengatakan dari keseluruhan 2.866 hektar lahan padi di Lamongan pada musim tanam kali ini, 2,723 hektar diantaranya adalah padi nonhibrida sedang 143 hektar ditanami padi jenis hibrida.  

"Khusus di Kelurahan Sidoharjo ada 151 hektar lahan padi siap panen, 123 hektar ditanami padi nonhibrida, 20 hektar ditanami padi hibrida varietas Bernas Prima," kata Wahyudi.

Dengan menggunakan bibit padi jenis hibrida dapat dipanen antara 10-12 ton per hektar. Sedangkan jika menggunakan bibit padi jenis nonhibrida hasil panennya berkisar anatar 6-7 ton per hektar. "Hasil padi tersebut tentunya harus diiringi penggunaan pupuk berimbang. Dengan kelangkaan pupuk seperti sekarang terutama dari jenis SP-36, petani diarahkan menggunakan pupuk berimbang seperti Phonska yang sudah mengandung berbagi unsur yang diperlukan tanaman," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan, Djoko Purwanto menyebutkan areal tanaman padi seluas 35.000 hektar yang tersebar di Lamongan terhindar dari ancaman kekeringan. Mulai minggu ini tanaman padi tersebut memasuki musim panen raya termasuk di Keluraha n Sidoharjo. Meski masa tanamnya memasuki MK (musim kemarau) I, tanaman padi di Lamongan bisa mencapai panen raya.

Di Kecamatan Modo bahkan ada yang hasil panennya mencapai 12 ton per hektar. Djoko menjelaskan pada musim tanam MK-I saat ini tidak ditemukan terjadinya kasus kekeringan pada tanaman padi. Pada MK-1 saat ini kebutuhan air relatif tercukupi sehingga tidak terjadi kasus kekeringan atau puso meskipun waduk-waduk menyusut hingga tinggal 60 persen.

Untuk menghadapi MK-2 mulai awal Juli mendatang, kegiatan pertanian akan dilakukan secara selektif untuk mengantisipasi kekeringan. Pada MK-2 mendatang ada kemungkinan terjadi kekurangan air, sehingga kegiatan pertanian akan dilakukan secara selektif.

Djoko menjelaskan, untuk menghindari terjadinya kekeringan pada MK 2 mendatang, para petani diminta tidak menanam padi atau tanaman yang menyerap air. Selain untuk mengindari kekeringan atau gagal panen, juga bertujuan menghemat persediaan air selama kemarau.

Para petani diminta menanam palawija yang tidak membutuhkan air dalam jumlah banyak. Tanaman padi hanya bisa dilakukan di lahan-lahan sawah tambak, yang memang masih memiliki sisa air setelah dipakai untuk memelihara ikan.

Sekretaris Kabupaten Lamongan Fadeli mengatakan sektor pertanian di Lamongan mendapatkan perhatian khusus. Sarana irigasi terus diperbaiki dan waduk-waduk yang ada dinormalisasi untuk kebutuhan air lahan pertanian.

Dia menyebutkan pada 2007 Lamongan ditetapkan sebagai peringkat pertama produksi padi di Jawa Timur dengan produksi sebesar 740.272 ton atau 7,87 persen dari produksi padi di Jatim. Komoditas jagung dan kedelai berada di peringkat kelima. Produksi jagung Lamongan mencapai 19.348 ton atau 5,96 persen dari produksi jagung Jatim.

Adapun produksi kedelai 19.340 ton atau 7,68 persen dari produksi kedelai Jatim. Yang juga membanggakan Ketua Kelompok Tani Dadi Mulyo Lingkungan Sidodadi Kelurahan Sidoharjo Lamongan, Sudiyono, meraih predikat sebgai petani teladan nasional, kata Fadel i.

Menurut dia saat ini lahan pertanian di mana-mana semakin berkurang sehingga hanya dengan metode pertanian modern dapat meningkatkan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan. "Agar dapat melipatgandakan hasil pertanian tanpa menambah lahan pertanian baru, metode tanam efektif dengan penggunaan bibit varietas unggul perlu diintensifkan," kata Fadeli.

Menyikapi kelangkaan pupuk, dia menegaskan itu telah menjadi permasalahan nasional. Pasokan pupuk untuk Lamongan masih kurang dari kebutuhan. Namun Pemkab Lamongan terus berupaya meningkatkan komunikasi dengan produsen pupuk PT Petrokmia Gresik terkait pasokan pupuk tersebut. "Paling tidak kami upayakan bisa memenuhi 90 persen kebutuhan pupuk di Lamongan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com