JAKARTA, SELASA - Guntur Romli, anggota Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang menjadi salah satu korban insiden Monas 1 Juni lalu, mendatangi Mapolda Metro Jaya, Selasa (10/6) siang. Kedatangannya untuk memberikan keterangan kepada polisi sebagai saksi korban. Ia mengatakan, dirinya dan AKKBB merasa dijadikan umpan untuk segera mengeluarkan SKB Ahmadiyah.
"Kekerasan di Monas jangan dialihkan ke persoalan SKB. Persoalan ini adalah persoalan kekerasan atas nama agama, atas nama FPI, dan atas nama jender. Kami menuntut kekerasan yang terjadi di Monas diusut. Kita tidak tahu siapa aktor intelektualnya, siapa yang merancang. Kenapa hanya PDI-P yang dihubungi polisi untuk menarik massanya dari Monas, kenapa kami tidak? Kenapa kami yang dijadikan korban, dijadikan umpan, setelah itu dikeluarkan SKB," ujar Guntur yang datang ke Polda dengan hidung yang masih digips.
Guntur menitip pesan untuk Ketua FPI Habib Rizieq dan pengikutnya agar bertobat dari segala bentuk tindak kekerasan. "Pesan saya untuk Rizieq dan para pengikutnya, hijrahlah dari kekerasan. Negeri kita negeri damai, bukan negeri kekerasan. Rizieq ini memiliki istri dan anak 7 orang yang semuanya perempuan. Bayangkan seandainya yang menjadi korban adalah istri dan anaknya," kata dia.
Guntur mengatakan, akibat aksi kekerasan di Monas ia harus mengalami luka serius di bagian hidungnya. "Kata dokter pemulihannya membutuhkan waktu 6 bulan. Saat ini saya belum bisa membau sampai 6 bulan ke depan," ujarnya.
Romli datang ke Polda didampingi beberapa rekannya sesama anggota AKKBB dan ibundanya. Rencananya, AKKBB akan mendatangkan lagi 5 korban. Tetapi, hingga hari ini baru Guntur yang bersedia hadir. Empat korban lainnya belum sepenuhnya pulih dan masih mengalami trauma. Sementara itu, Munarman hingga siang ini masih diperiksa. Soal apakah ia akan ditahan atau tidak polisi harus memastikannya malam ini pukul 19.00 atau 20.00, atau 24 jam setelah ditahan kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.