Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Insiden Monas Merasa Dijadikan 'Umpan'

Kompas.com - 10/06/2008, 14:13 WIB

JAKARTA, SELASA - Guntur Romli, anggota Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang menjadi salah satu korban insiden Monas 1 Juni lalu, mendatangi Mapolda Metro Jaya, Selasa (10/6) siang. Kedatangannya untuk memberikan keterangan kepada polisi sebagai saksi korban. Ia mengatakan, dirinya dan AKKBB merasa dijadikan umpan untuk segera mengeluarkan SKB Ahmadiyah.

"Kekerasan di Monas jangan dialihkan ke persoalan SKB. Persoalan ini adalah persoalan kekerasan atas nama agama, atas nama FPI, dan atas nama jender. Kami menuntut kekerasan yang terjadi di Monas diusut. Kita tidak tahu siapa aktor intelektualnya, siapa yang merancang. Kenapa hanya PDI-P yang dihubungi polisi untuk menarik massanya dari Monas, kenapa kami tidak? Kenapa kami yang dijadikan korban, dijadikan umpan, setelah itu dikeluarkan SKB," ujar Guntur yang datang ke Polda dengan hidung yang masih digips.

Guntur menitip pesan untuk Ketua FPI Habib Rizieq dan pengikutnya agar bertobat dari segala bentuk tindak kekerasan. "Pesan saya untuk Rizieq dan para pengikutnya, hijrahlah dari kekerasan. Negeri kita negeri damai, bukan negeri kekerasan. Rizieq ini memiliki istri dan anak 7 orang yang semuanya perempuan. Bayangkan seandainya yang menjadi korban adalah istri dan anaknya," kata dia.

Guntur mengatakan, akibat aksi kekerasan di Monas ia harus mengalami luka serius di bagian hidungnya. "Kata dokter pemulihannya membutuhkan waktu 6 bulan. Saat ini saya belum bisa membau sampai 6 bulan ke depan," ujarnya.

Romli datang ke Polda didampingi beberapa rekannya sesama anggota AKKBB dan ibundanya. Rencananya, AKKBB akan mendatangkan lagi 5 korban. Tetapi, hingga hari ini baru Guntur yang bersedia hadir. Empat korban lainnya belum sepenuhnya pulih dan masih mengalami trauma. Sementara itu, Munarman hingga siang ini masih diperiksa. Soal apakah ia akan ditahan atau tidak polisi harus memastikannya malam ini pukul 19.00 atau 20.00, atau 24 jam setelah  ditahan kemarin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com