Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mak Kokom Terus Ingat Cucu

Kompas.com - 09/04/2008, 16:57 WIB

JAKARTA, RABU - Mak Kokom (55), nenek 7 cucu itu masih bisa bercerita panjang lebar tentang profesinya. Profesi sebagai tukang urut atau tukang pijat. Namun, pijatannya kali ini telah menghilangkan nyawa bayi laki-laki berusia 6 bulan yang tengah dikandung Fit (17). Pijatan itu pula yang membawanya merasakan hawa dingin dinding penjara.

Ditemui di Ruang Tahanan Kepolisian Sektor Metro Sawah Besar, Mak Kokom masih lancar bercerita. "Saya hanya mijit-mijit doang. Kagak diapa-apain". Wanita yang salah satu matanya tak bisa melihat ini mengaku dua kali memijat Fit. Pijatan pertama dilakukannya Rabu (2/4) lalu. Karena tak jua membuahkan hasil, Fit dan kekasihnya, Supriyadi kembali mendatangi Mak Kokom pada Sabtu (5/4). "Setelah dipijat itu keluar (bayinya). Ya udah," tutur ibu tiga anak ini.

Keahliannya memijat didapat Mak Kokom secara alamiah. Selama ini, ia mengaku tidak pernah membantu aborsi. Pijatan yang dilakukannya hanya pijat urut biasa. Memijat pun menjadi satu-satunya mata pencaharian Mak Kokom setelah suaminya meninggal sekitar dua tahun lalu. Apa yang kini ada di benak Mak Kokom? "Kalo inget-inget Emak cuma bisa sedih. Kangen sama cucu," katanya dengan suara terbata-bata.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Sawah Besar Iptu Mustakim mengatakan, Mak Kokom dijerat pasal 349 KUHP dengan tuduhan sengaja menggugurkan kandungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa. Ancama hukumannya lima tahun penjara.

Setelah menjalani hukuman, apa yang akan dilakukan Mak? "Nggak tahu, Emak pasrah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com