Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyesalan Memang Selalu Datang Belakangan...

Kompas.com - 09/04/2008, 15:10 WIB

JAKARTA, RABU - "Bapak jangan lupa makan, ya," kata Fit (17) dengan butiran air mata yang menetes dari pelupuk matanya. Sesaat kemudian, Erin (40) meraih kepala anak perempuannya itu, mencium kening dan memeluknya.

Kejadian itu berlangsung di depan Ruang Tahanan Polsek Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). Tiga hari sudah Fit menjalani harinya dibalik terali besi. Perbuatannya menggugurkan kandungan yang sudah berusia 6 bulan, menjadi awal mimpi buruk siswi kelas 2 SMK itu. Kini, ia menyesal. Hanya satu kata, "Maafkan aku, Pak," katanya saat melepas sang Bapak yang akan meninggalkan Polsek Sawah Besar, seusai menjenguknya.

Di ruangan yang berukuran sekitar 3x4 meter itu, Fit menghuninya bersama Mak Kokom, tukang pijat yang membantu menggugurkan kandungannya. Dengan menggunakan sarung kotak-kotak berwarna coklat serta beralaskan koran, ia menekukkan kedua kakinya dan termangu. "Saya nggak bisa ngomong apa-apa, Mbak. Saya menyesal," ujarnya dengan suara bergetar diikuti dengan butiran air mata yang kembali menggenang. Erin, orang tua Fit pun tak jauh berbeda.

Hanya, ia bersedia berbagi kisah dukanya. Bagi Erin, ditangkapnya anak sulungnya itu merupakan musibah bagi keluarganya. "Ini musibah, mungkin juga teguran untuk saya, mungkin saya banyak dosa. Sekarang, saya nggak tahu mau gimana. Jalan terang untuk membebaskan dia sudah nggak ada lagi. Pasrah aja," kisah Erin, perantau asal Pekalongan yang sudah mengadu nasib di Jakarta sejak 1979 ini.

Minggu pagi, 6 April pun menjadi hari kelam bagi Erin dan keluarganya. Tak disangka, seorang tetangganya melihat Fit dan pacarnya, Supriyadi menguburkan bayi di depan rumahnya di kawasan Mangga Besar XIII. Peristiwa itu akhirnya dilaporkan ke pihak kepolisian, dan Erin harus merelakan dimulainya babak baru kehidupan putrinya."Saya hanya berharap dia masih bisa melanjutkan sekolahnya. Selebihnya terserah polisi saja, karena dia harapan saya dan keluarga," tuturnya.

"Mudah-mudahan ini bisa jadi pelajaran buat yang lainnya, saya menyesal selama ini kurang perhatian," kata pria yang bekerja serabutan ini. Fit menyesal. Ayahnya juga menyesal. Penyesalan memang selalu datang belakangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com