Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Siswa SMK 3 Kesurupan

Kompas.com - 16/02/2008, 03:24 WIB

YUDI Wiliantoro, paranormal yang sengaja dipanggil pihak SMK 3 Pekanbaru, Jalan Sutomo, terlihat  kencang memegang leher dan tangan Novita (15). Siswi kelas 1 tersebut beberapa kali menggeliat-liatkan tubuhnya. Selanjutnya lelaki itu semakin kencang memegang kedua bagian tubuh Novita yang
siang itu mengenakan pakaian Melayu warna lembayung. "Keluar, keluar," teriak Yudi.

Paranormal itu berusaha keras mengeluarkan makhluk halus dari tubuh Novita yang kesurupan. Novita mengerang dan menggeleng-gelengkan kepala. Kepala Sekolah SMK 3, Helmiyati dan beberapa guru menyaksikan adegan itu dengan cemas. Tak lama kemudian mata Novita perlahan-lahan mulai membuka. Dia terlihat letih. Yudi bersama seorang guru, membimbing Novita untuk mengucapkan kalimat tauhid, "Lailaha illallah...." 

Novita merupakan satu dari belasan siswa yang kesurupan saat pelaksanaan wirid Jumat. Wirid semacam itu sudah biasa digelar di sekolah tersebut. Saat pembacaan Surah Yassin dimulai di Aula SMK 3, Jumat (15/2) pagi, sekitar pukul 08.00, sontak terdengar jeritan seorang siswi. Lalu, satu per satu siswi lainnya roboh dan berteriak histeris sejadi-jadinya. Selain mengeluarkan kata-kata tak sopan, mata mereka pun melotot, seperti orang marah. Tingkah mereka liar. "Mereka tiba-tiba saja menjerit, memekik dan tertawa. Suara jeritannya keras. Saya waktu itu langsung keluar dari aula," kata Darma, siswa kelas 2.

Tak sanggup menangani para siswanya yang kesurupan, pihak sekolah kemudian menghubungi tiga paranormal untuk minta bantuan. "Kita juga menghubungi pihak keluarga siswa yang kesurupan. Mereka kemudian dibawa pulang oleh keluarga masing-masing, " kata Helmiyati. Sekitar pukul 11.30, atau dua setengah jam setelah Yudi datang, semua siswa bisa disadarkan. Dituturkannya, para siswa yang kesurupan itu dirasuki roh halus seorang wanita berambut panjang, lantaran komunitas mahluk halus penunggu sekolah itu merasa terganggu.

"Sebenarnya untuk mengeluarkan mahluk halus yang masuk ke dalam tubuh siswa tak begitu susah. Berhubung tadi banyak orang, jadi agak lama mengeluarkannya," tutur Yudi. Menurut warga sekitar, Yanto, SMK 3 itu dulunya hutan dan kebun yang ditanami warga. Di dekat sana juga ada bekas kuburan. "Dulunya di sini banyak pohon kayu besar. Di SMK 3 itu terdapat dua pohon besar. Perlu dukun segala sewaktu pohon itu mau ditebang. Tapi setelah pohon itu tumbang, yang menebangnya kemudian meninggal," tambahnya. 

Sumber lain mengatakan, kejadian diduga ada kaitannya dengan kegiatan peresmian sekolah bertaraf internasional tersebut, Selasa (12/2) lalu. Saat itu dalam acara hiburan, ada beberapa siswa yang berpakaian menyerupai hantu dan pocong. "Selang sehari dari acara itu, ada dua murid yang kesurupan tapi tak sebanyak sekarang," ujar Budi, seorang petugas keamanan. Arlinda, psikolog dari UIN Sultan Syarif Kasim, tak sependapat. Dia mengatakan, peristiwa itu masuk dalam kategori fenomena disosiasi atau sebuah reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realita di sekitarnya. Akibatnya secara tidak disadari kepribadian si korban berubah. 

"Jadi ini merupakan fenomena kejiwaan dan bukannya karena kemasukan jin atau setan. Namun karena kepercayaan di masyarakat kita masih seperti itu, sehingga kemudian dihubung-hubungkan dengan makhluk halus," tutur dia. Arlinda menambahkan, peristiwa ini bisa menjadi massal karena faktor
sugesti semata. "Ibaratnya kita dengar pidato, lalu ada yang tepuk tangan, tanpa disadari kita juga ikut tepuk tangan,'' ujarnya.

Menurut dia, disosiasi menimpa mereka yang jiwanya labil ditambah kondisi yang membuatnya tertekan. Stres yang bertumpuk ditambah pemicu memungkinkan reaksi yang dikendalikan alam bawah sadar ini muncul ke permukaan. "Yang paling penting dalam menghadapi kejadian ini adalah jangan sampai semua orang panik. Yang penting tenang dan bawa korban ke Puskesmas, diobati, dan disuruh tidur. Tak lama mereka akan sembuh,'' kata dia. (Tribun Pekanbaru/ibl/nng/zid)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com