JAKARTA, SENIN - Sejak masuk rumah sakit, sosok Soeharto menjadi pembicaraan seluruh rakyat di Indonesia. Dan puncaknya terjadi ketika mantan Presiden RI itu wafat, Minggu (27/1). Semua lapisan masyarakat seolah ingin ikut mengomentari sekaligus mengenang jendral bintang lima yang murah senyum ini.
Banyak pendapat yang menganggap Soeharto sangat berjasa bagi Indonesia, tapi tak sedikit yang menghujatnya. Coba simak penuturan orang-orang ini:
"Soeharto adalah pemimpin Indonesia yang sangat membangun. Secara pribadi saya mengagumi beliau," ujar Jaim (56), seorang tukang parkir di wilayah Palmerah, Jakarta Barat. "Pada Zaman Pak Harto, harga-harga kebutuhan pokok sangat terkontrol dan belum pernah rakyat antri untuk beli BBM seperti sekarang."
Selain itu menurut Jaim, Soeharto adalah sosok jendral pemberani. Pada usia yang masih muda, ia sudah mampu memimpin pasukan untuk memukul. "Saya jadi teringat orang tua yang waktu itu meninggalkan saya untuk turut angkat senjata," tutur Jaim sambil mengusap air matanya.
Selain itu, Pak Harto juga diingat Jaim sebagai seorang pemimpin yang berhasil membuat Indonesia menjadi negara swasembada beras. "Bagi saya Pak Harto adalah salah satu putra terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia, sesudah Bung Karno," katanya.
Menurutnya pemerintah sekarang hanya tinggal meneruskan pembangunan yang telah dibuat oleh Soeharto. "Yang Berjasa itu Pak Harto. Yang lain sih tinggal nerusin aja," kata Jaim.
Sementara di tempat terpisah, Atta, pekerja di vihara Hian Thian Siang Tee Bio, menuturkan bahwa Soeharto seperti layaknya manusia, memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pria ini menilai, dalam pemerintahan Soeharto ada hal yang baik dan buruk. "Pak Harto adalah pemimpin yang tegas dan cermat dalam mengambil keputusan, walaupun pada waktu beliau memerintah, pembuatan KTP atau surat-surat lainnya susah," katanya.
Tetapi pada jaman Soeharto, kondisinya aman dan tentram. “Lebih baik (kondisi) saat Pak Harto memimpin negara ini, aman, harga-harga kebutuhan pokok tidak melambung dan rakyat sejahtera," jelasnya.
Tapi tak semuanya sependapat. Ada yang kontra terhadap kebijakan-kebijakan Soeharto selama ia berkuasa. Ahmad Rojali misalnya. Pemuda yang ditemui saat tengah menunggu bus di halte DPR-MPR ini beranggapan lain tentang Soeharto. Pemuda yang bergaya bak aktivis "98" itu menganggap Soeharto sangat membatasi kebebasan berpendapat. Apalagi bila pendapat itu menyentil dirinya. "Jaman Soeharto dulu susah mengeluarkan pendapat, sekarang beda," ujarnya.
Banyak pendapat lain yang lebih keras dibanding kata-kata Rojali. Ratusan orang tak henti-hentinya menggelar demo saat Pak Harto masih sakit. Bahkan sampai sang jenderal hendak dikuburkan pun orang masih berdemo. (M4-07)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.