Laporan wartawan Kompas Sri Rejeki
KARANGANYAR, SENIN - Astana Giribangun di Karang Anyar telah dipenuhi pelayat dan petugas keamanan yang akan mengikuti proses pemakaman mantan Presiden RI Soeharto, Senin (28/1).
Penjagaan sangat ketat sejak radius 4 kilometer dari pintu masuk pemakaman yang berada di puncak bukit itu. Sejak pukul 06.00, masyarakat umum dilarang melintasi lapangan Karangbangun yang berjarak 4 km dari kompleks makam, Senin (28/1). Pada jarak lebih jauh, aparat kepolisian dan personil TNI menjaga persimpangan jalan besar menuju makam.
Tamu dan wartawan yang akan melayat dan meliput disediakan kendaraan khusus antar jemput yang merupakan kendaraan dinas pegawai jajaran Pemkab Karanganyar. Namun, mereka hanya boleh sampai di parkir B yang berjarak 500 m dari kompleks makam. Selanjutnya, tamu dan wartawan harus berjalan kaki melalui jalan setapak yang menanjak menuju parkir A yang berjarak 50 m dari pintu utama makam. Tamu penting dibolehkan langsung tiba di parkir A dengan kendaraannya.
Warga masyarakat yang ingin ikut bertakziah dibolehkan dengan berjalan kaki dari lapangan Karangbangun dan hanya boleh sampai parkir B.
Di parkir B, ratusan karangan bunga berjajar memenuhi area pinggir parkir. Di depan pintu gerbang utama makam, ratusan wartawan yang dilarang masuk sudah siap menunggu tamu penting yang datang dan meliput prosesi pemakaman di belakang jajaran pasukan Kopassus dari Grup-2 Kartasura yang menjaga akses menuju pintu gerbang utama makam.
Di depan pintu samping makam, pegawai Astana Giribangun masih sibuk memasukkan pasir ke dalam ratusan kantong pasir yang akan digunakan untuk menimbun liang lahat. Tamu yang masuk harus melalui metal detector yang dipasang.
Mulai pukul 07.30 digelar gladi resik prosesi upacara pemakaman jenazah dengan dua alternatif, yakni jenazah diambil dari peti lalu dimasukkan ke liang lahat dan jenazah tetap dalam peti dimasukkan ke liang lahat. Rencananya, upacara yang akan dipimpin Presiden SBY akan dimulai pukul 10.30.
Seorang tamu yang mengaku dari Pondok Pesantren Fatkhurrohman, Klaten KH Muhadi duduk di depan pintu samping sambil memeluk map berisi berkas-berkas, salah satunya yang bertempelkan potongan koran bergambar Soeharto dalam pakaian militer kebesaran dengan posisi tangan menghormat. "Saya kagum dengan Pak Harto. Pesantren saya juga sering dapat bantuan dari beliau," katanya.
Selain itu, ada pula seorang tamu yang mengaku salah satu penasihat spiritual Soeharto bernama Alip. Menurutnya, kematian Soeharto merupakan pertanda akan terjadinya bencana besar yang akan melanda Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.