KOMPAS.com - Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menjadi kekecewaan tersendiri bagi masyarakat dan khususnya pencinta sepak bola di Tanah Air.
Bahkan, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut keputusan FIFA itu membuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Solo merugi.
Selain itu, membuat masyarakat, khususnya pencinta sepak bola, kecewa.
"PAD yo ilang (PAD ya hilang). Pengorbanan. Tapi saiki Piala Duniane melu ilang. Rodo jengkelke (Sekarang Piala Dunianya juga ikut hilang. Agak menjengkelkan)," ungkapnya.
"Sudah menyiapkan venue. Persis sudah rugi. Memindahkan homebase tidak murah. Ora isoh ditonton. Ora isoh dodolan tiket (Tidak bisa ditonton. Tidak bisa jualan tiket)," ungkapnya.
UMKM batal raup untung
Selain itu, kata Gibran, dalam persiapan renovasi Stadion Manahan, pihaknya telah meminta ratusan pedagang di Shelter Manahan untuk tidak berjualan selama inspeksi FIFA.
Hal itu membuat para pedagang kehilangan pemasukannya selama beberapa waktu.
"Mesakke PKL juga (Kasihan PKL juga). Wis komitmen (Sudah komitmen). Piye coba (Bagaimana sekarang)," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bidang UMKM/IKM Apindo Ronald Walla mengatakan, ajang Piala Dunia U-202 harusnya menjadi peluang UMKM meraup untung, khususnya UMKM di bidang suvenir, makanan dan minuman, serta jasa.
Perkiraan omzet yang bisa diraup selama event Piala Dunia U-20 cukup besar, bahkan mencapai miliaran rupiah.
"Betul sangat disayangkan. Kapasitas satu stadium antara 15.000-100.000 pengunjung. Apabila rata-rata jumlah pengunjung sehari mencapai 30.000 pengunjung, dan misal sepertiga pengunjung mengeluarkan biaya untuk belanja makanan atau minuman plus suvenir Rp 100.000 per orang, secara konservatif omzet mereka bisa Rp 1 miliar. Itu sehari, belum selama piala dunia berlangsung kan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/3/2023).
Selain itu, salah satu pesepak bola Indonesia dari Tim PSS Sleman, Hokky Caraka, sempat mengungkapkan kekecewaan yang mendalam saat mengomentari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dirinya menjelaskan, kesempatan bagi pesepak bola muda Indonesia untuk belajar dari event internasional Piala Dunia U-20 seketika sirna.
"MAKASIH BANYAK PAK,O IYA PAK KAMI TAU PAK NASIB BAPAK SUDAH TERJAMIN, MASA DEPAN BAPAK JUGA SUDAH BAGUSS,SEDANGKAN KAMI PAK?KAMI BARU MAU MERINTIS KARIR MENJADI LEBIH BAIK, TAPI BATU LOMPATAN KITA UDAH DI ANCURIN SM BAPAK #mkshganjar_pranowo," tulis pemain PSS Sleman itu di akun Instagram Ganjar.
Rugi waktu
Sementara itu, Ganjar Pranowo juga turut menyampaikan kekecewaanya. Menurutnya, persiapan menyambut Piala Dunia U-20 sudah dilakukan secara maksimal, baik dari segi waktu dan biaya.
"Yo kecewalah, wong kita sudah menyiapkan sejak awal, kok. Kan tinggal beberapa catatan saya yang bisa kita lanjutkan," kata Ganjar dengan nada kecewa.
Ganjar sendiri sebelumnya sempat menuai perhatian warganet setelah turut menolak keikutsertaan Timnas Israel dalam ajang tersebut.
Ganjar Pranowo beralasan, penolakan itu berdasar sikap politik dan kebangsaan oleh Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno.
Pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah juga berpotensi memberikan dampak bagi PSSI.
Hal itu terungkap usai FIFA secara resmi membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
“Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dan tanggal turnamen (Piala Dunia U20) saat ini tetap tidak berubah,” tulis FIFA.
“Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya,” lanjut FIFA soal kans Indonesia terkena sanksi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sudah mengutus Ketum PSSI Erick Thohir untuk bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Fiantino.
Namun, pertemuan itu tak membuahkan hasil dan Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden Gianni Infantino dan Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, FIFA memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah,” tulis FIFA.
(Penulis : Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati | Editor : Dita Angga Rusiana, Ardi Priyanto Utomo, Robertus Belarminus)
https://regional.kompas.com/read/2023/03/31/110911878/daftar-kerugian-indonesia-akibat-tak-jadi-tuan-rumah-piala-dunia-u-20-2023