Salin Artikel

Polisi Gagalkan Peredaran 1 Kuintal Bahan Petasan di Kota Magelang, Pelaku Buron

Bahan baku berbentuk serbuk itu diketahui milik GDW (41), warga setempat yang saat ini masih dalam pencarian polisi alias buron.

Kapolres Magelang Kota, AKBP Yolanda Evalyn Sebayang menerangkan, kasus ini terungkap berdasarkan laporan masyarakat bahwa di rumah GDW menjadi tempat menyimpan bahan petasan dan menjualnya.

Tim Resmob Polres Magelang Kota lantas menyelidiki rumah GDW hingga akhirnya menggerebegnya, Kamis (30/3/2023) pukul 00.30 WIB.

Saat itu, polisi tidak mendapati GDW, tapi seorang perempuan yang mengaku teman dekat GDW berinisial S (26), warga Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.

"Saat itu, GDW tidak ada di rumah. Kemudian kami menanyakan bahan peledak yang diracik atau dibuat dan dijual oleh GDW. Kemudian S menunjukkan bahan peledak jenis mercon yang sudah jadi maupun bahan pembuatan bahan peledak tersebut," kata Yolanda, Jumat (31/3/2023).

Hasil pemeriksaan, lanjutnya, ternyata S juga turut menyimpan, menguasai serta membantu GDW meracik bahan peledak itu menjadi petasan siap jual. Bahan petasan itu antara lain potassium, belerang, dan brom.

"Selanjutnya S beserta barang bukti dibawa ke Polres Magelang Kota, sedangkan GDW masuk Daftar Pencarian Orang (DPO)," tandas Yolanda.

Adapun barang bukti sekitar 1 kuintal bahan peledak yang diamankan polisi meliputi bahan peledak jenis mercon yang sudah jadi seberat 17 kilogram, bahan peledak yang belum jadi (potassium, belerang) seberat 63 kilogram, mercon yang sudah diisi obat (siap ledak) berbagai jenis ukuran sebanyak 399 dan selongsong mercon yang belum diisi sebanyak 62 buah.

"Kami juga amankan 650 lembar sumbu mercon, kertas gunting, timbangan dan berbagai alat untuk membuat mercon atau petasan ini," ungkap Yolanda.

Sementara itu, tersangka S mengaku sudah "berbisnis" petasan setiap menjelang Lebaran sejak 3 tahun lalu bersama GDW. Bahkan, 2 bulan sebelum masuk bulan puasa dia sudah mulai meracik bahan-bahan berbahaya itu.

Pada 2022, dia mampu menjual hampir 1.000 buah petasan. "Saya hanya bantu saja, asalnya (bahan-bahan) tidak tahu. Kalau jualnya di sekitar saja, harganya paling kecil Rp 2.000, Rp 5.000 sampai yang besar itu Rp 10.000," ujar S.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/31/105333978/polisi-gagalkan-peredaran-1-kuintal-bahan-petasan-di-kota-magelang-pelaku

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke