Salin Artikel

Masjid Layur, Masjid Bersejarah di Kota Semarang yang Sebagian Bangunannya Hilang akibat Penurunan Tanah

Bangunan yang identik dengan warna hijau tersebut merupakan salah satu masjid bersejarah di Kota Semarang. Masjid tersebut dibangun sekitar tahun 1802, yang menjadi cikal bakal berkembangnya keturunan Yaman di Semarang. 

Pemerhati Sejarah Kota Semarang, Johanes Christanto mengatakan, Masjid Layur mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan masjid lain pada masanya.

"Ada menara pengawas yang membuat unik. Di sana juga ada Kopi Arab dan tidak digunakan untuk Shalat Jumat," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (30/1/2023).

Dia menjelaskan, menara pengawas yang ada di Masjid Layur awalnya digunakan untuk mengawasi lalu lintas kapal dan perahu-perahu besar yang melintas di Kali Semarang. 

"Di samping masjid itu ada Kali Semarang, dulu dibuat untuk lalu lintas kapal dan perahu-perahu besar," ujarnya. 

Data yang dia dapatkan, Masjid Layur merupakan pelabuhan kedua di Kota Semarang, setelah pelabuhan pertama di Mangkang. 

Setelah pelabuhan dipindah ke Kali Semarang maka menara pengawas lalu lintas kapal dan perahu di Masjid Layur tidak berfungsi seperti semula. 

"Setelah itu menara fungsikan untuk hal lain," ucap Johanes. 

Namun, kondisi Masjid Layur kian memprihatinkan. Awalnya, Masjid Layur merupakan bangunan dua lantai. Namun sekarang tinggal satu lantai karena fenomena penurunan tanah di Semarang. 

"Jadi yang lantai pertama sudah tidak terlihat lagi," ujarnya. 

Salah satu pengunjung Masjid Layur, Adi Mungkas mengaku sengaja datang ke Masjid Layur karena penasaran. Menurutnya, Masjid Layur mempunyai keunikan tersendiri. 

"Di sini ada menaranya. Selain itu ada makanan khas saat Ramadhan yaitu Kopi Arab," paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/30/201921778/masjid-layur-masjid-bersejarah-di-kota-semarang-yang-sebagian-bangunannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke