Mereka memprotes pembangunan lapak pedagang di area Terminal Mardika Ambon yang dinilai merugikan para sopir.
Ratusan sopir angkot ini juga mempersoalkan pemberian izin operasi kepada jasa transportasi online dengan tarif lebih murah.
Hal itu dinilai sangat merugikan para sopir. Massa juga menyoroti mengenai pembatasan BBM bagi para sopir.
Sebelum menggeruduk kantor gubernur Maluku, ratusan sopir ini terlebih dahulu melakukan aksi mogok massal di kawasan Lapangan Merdeka Ambon dan juga di kawasan Gong Perdamaian Dunia.
Setelah itu mereka langsung menyerbu kantor gubernur Maluku yang saat itu dijaga petugas Satpol PP.
Dalam aksi tersebut, para sopir angkot secara bergantian menyampaikan orasinya sambil menuntut gubernur Maluku Murad Ismail untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Kami minta kepada Bapak Gubernur Maluku keluar temui kami dan jelaskan semua masalah ini, anda jangan duduk di ruangan saja ayo temui kami,” teriak Ketua ASKA Ambon Paulus Nikijuluw saat menyampaikan orasinya, Rabu.
Para sopir ini menilai langkah Pemprov Maluku membangun lapak pedagang di dalam Terminal Mardika telah mematikan para sopir angkot.
Mereka juga menuding bahwa pembangunan lapak tersebut hanya untuk kepentingan para pejabat Pemprov Maluku.
Dalam orasinya, para sopir angkot juga mengritik pemerintah Maluku yang memberikan izin operasi bagi perusahan jasa transportasi online di Kota Ambon.
“Kami sudah cek ke Pemkot Ambon soal pembangunan lapak dan izin transportasi online dan itu ternyata bukan dari pemkot tapi dari Pemrov Maluku, untuk lapak di terminal itu kan sudah dibongkar tapi herannya dibangun kembali,” kata Paulus.
Para pendemo juga menyampaikan kekesalan mereka karena masalah tersebut telah disampaikan berulang kali ke Pemprov Maluku tapi tidak pernah ditanggapi.
“Nanti kalau mau dekat-dekat pemilu baru butuhkan suara kami, jangan harap lagi suara kami pokoknya ganti pemimpin kalau modelnya begini,” teriak pendemo.
Para demonstran juga mengancam akan terus melakukan aksi mogok apabila tuntutan mereka tidak segera direaliasi.
“Kalau sampai masalah ini tidak diselesaikan, kami akan terus lakukan demo dan aksi mogok,” ancam para pendemo.
Setelah lebih dari satu jam berunjuk rasa, Asisten II Setda Maluku Mekyal Ponto kemudian menemui para sopir angkot, namun kedatangannya ditolak oleh massa aksi.
“Kami tidak menerima anda, kami ingin menemui gubernur Maluku atau Sekda. Ayo bubar dan mari kita tutup jalan, gubernur tidak mau menemui kami,” teriak mereka.
https://regional.kompas.com/read/2023/02/22/152725678/ratusan-sopir-angkot-geruduk-kantor-gubernur-maluku-protes-pembangunan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.