Salin Artikel

Pengungsi Warga Kismantoro-Wonogiri Terdampak Banjir Lumpur Pacitan Dipulangkan

Ratusan pengungsi itu dipulangkan setelah dipastikan banjir lumpur disertai batu tidak lagi menuju permukiman warga.

“Kemarin sudah kami pulangkan. Kami sudah minta pemerintah kecamatan, BPBD dan destana setempat untuk membantu mendampingi warga pulang ke pemukiman. Karena sesuai kajian, masyarakat sudah boleh menempati kembali pemukimannya masing-masing,” ujar Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, Rabu (22/2/2023).

Pria yang akrab disapa Jekek ini memastikan, seluruh pengungsi yang dipulangkan ke rumah dalam kondisi sehat. Pasalnya selama berada di tempat pengungsian, seluruh warga diberikan fasilitas logistik mulai dari tempat, makanan, dan minuman setiap harinya.

Tak hanya itu, petugas dinas kesehatan juga turun ke lokasi untuk mengecek kondisi kesehatan seluruh warga yang mengungsi di gedung SDN 2 Pucung. “Semua dipastikan dalam kondisi sehat. Kami mencukup semua kebutuhan selama di pengungsian mulai logistik hingga MCK,” kata Jekek.

Jekek menuturkan selama berada di lokasi pengungsian, Pemkab Wonogiri memberikan mitigasi kebencanaan kepada 210 warga. Harapannya, ketika bencana mengancam warga sudah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk keselamatan.

Tak hanya itu, Pemkab Wonogiri akan berkoordinasi dengan Pemkab Pacitan untuk membangun relasi dan mengantisipasi agar bencana tak berdampak kepada pemukiman warga. Pasalnya, bencana banjir lumpur bila terjadi akan berdampak langsung kepada pemukiman warga di Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri.

“Walaupun bencana itu terjadi di wilayah Pacitan tetapi dampaknya langsung ke Wonogiri. Untuk itu kami akan koordinasi dengan Pemkab Pacitan agar ada kesepakatan bersama bila terjadi bencana di wilayah Pacitan,” jelas Jekek.

Jekek memberikan opsi akan memasang alat pendeteksi dan alat-alat lain untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam. Namun hal itu harus ada kesepakatan bersama antara Pemkab Wonogiri dan Pemkab Pacitan untuk memberikan perlindungan warga dari dampak bencana.

Tak hanya itu, Pemkab Wonogiri akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo terkait normalisasi sungai di Desa Pucung agar banjir lumpur kedepan tak berdampak ke pemukiman warga.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 210 warga Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, masih bertahan di lokasi pengungsian.

Ratusan warga itu telah berada di pengungsian selama lima hari. Mereka masih menunggu instruksi dari BPBD Kabupaten Wonogiri untuk kembali ke rumah masing-masing.

“BPBD sudah membuat telaahan ke Pemkab Wonogiri terkait warga Desa Pucung yang masih mengungsi di gedung SD,” kata Camat Kismantoro, Sularto yang dihubungi Kompas.com, Senin (20/2/2023) malam.

Sularto mengatakan setidaknya ada dua opsi yang diajukan BPBD terkait 210 warga tersebut “Ada dua opsi. Pertama kalau siang masyarakat pulang dan malam harinya kembali ke tempat pengungsian. Opsi kedua, masyarakat pulang ke rumah. Tetapi bila ada tanda-tanda hujan deras atau ada sesuatu mengkhawatirkan maka titik kumpulnya di sini (gedung SDN 2 Pucung),” ujar Sularto.

Selama di lokasi pengungsian, kata Sularto, pemerintah terus mengedukasi warga. Salah satunya mengajak warga segera ke lokasi pengungsian bila hujan deras dan tanah longsor menerjang pemukiman

https://regional.kompas.com/read/2023/02/22/091619578/pengungsi-warga-kismantoro-wonogiri-terdampak-banjir-lumpur-pacitan

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke