Salin Artikel

"Saya Kaget Kok Ada kayak Gini, Saya Sendiri Lupa kalau Pram Hari Ini Lahir"

Rumah yang kini ditempati oleh Soesilo Toer itu mempunyai halaman yang cukup luas, tetapi kurang terawat.

Bertepatan dengan hari lahirnya Pramoedya Ananta Toer pada 6 Februari, sejumlah masyarakat yang mempunyai kekaguman dengan tokoh sastrawan tersebut bergerak untuk membersihkannya.

Salah seorang aktivis lingkungan Kabupaten Blora, Eko Arifianto, mengatakan, kegiatan bersih-bersih lingkungan yang dilanjutkan dengan pementasan musik itu untuk mengenang sastrawan asal Blora yang mendunia tersebut.

"Hari ini kita mengadakan kegiatan dalam memperingati 98 tahun sastrawan Blora yaitu Pramoedya Ananta Toer, dengan melakukan giat kerja bakti bersih-bersih di rumah Pramoedya di Kelurahan Jetis," ucap Eko saat ditemui wartawan di lokasi, Senin (6/2/2023).

Dalam kegiatan tersebut, pihaknya turut mengajak perwakilan dari pemerintahan Kabupaten Blora, yang bekerja sama dengan kelompok pencinta karya Pram atau Pramis dari Blora dan Pati.

Selain untuk memperingati hari ulang tahun Pramoedya Ananta Toer, tujuan kegiatan kali ini juga diharapkan mampu mengenalkan pemikiran-pemikiran sastrawan tersebut tentang kebangsaan.

Sementara itu, Soesilo Toer, adik dari Pramoedya Ananta Toer, merasa kaget dengan kegiatan tersebut. 

"Saya kaget kok ada kayak gini. Saya sendiri lupa kalau Pram hari ini lahir," kata Soes.

Soesilo Toer yang juga menyabet gelar doktor dari Institut Perekonomian Rakyat Plekhanov itu mengaku bahwa rumah yang ditinggalinya tersebut milik orangtuanya. Di rumah itulah Pram Pramoedya Ananta Toer menghabiskan masa kecilnya. 

"Ini rumah masa kecil Pram, dibangun tahun 1923, jadi tahun 1925, Pram lahir bukan di sini, tapi di Jalan Gerdu Grenduwo. Ketika jadi tahun 1925, Pram pindah ke sini. Sampai tamat SD sampai kelas 7 sekolah di bapaknya, Institut Budi Utomo, yang saat ini SMP 5 Blora," terang dia.

Untuk diketahui, Pramoedya Ananta Toer atau akrab disapa Pram adalah seorang sastrawan Indonesia yang sangat produktif dalam menulis. Ia lahir di Blora pada 6 Februari 1925 dengan nama Pramoedya Ananta Mastoer.

Pram menghilangkan awalan “Mas” dalam bahasa Jawa pada namanya dan hanya menggunakan “Toer” karena merasa terlalu terkesan aristokratik. Pram juga dikenal sebagai penulis seri novel Tetralogi Buru yang di dalamnya terdapat novel berjudul Bumi Manusia.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/06/105209478/saya-kaget-kok-ada-kayak-gini-saya-sendiri-lupa-kalau-pram-hari-ini-lahir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke