KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang
Salin Artikel

Plt Walkot Semarang Optimistis Capai Target Nol Kasus Stunting pada 2023

KOMPAS.com – Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu optimistis target penyelesaian tingkat stunting di Kota Semarang bisa berubah dari 1.400 kasus menjadi nol kasus pada 2023.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk mewujudkan komitmen dalam pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat, sejahtera, dan bebas stunting.

Kegiatan yang dipusatkan di Agrowisata Sodong, Purwosari Kecamatan Mijen, Senin (23/1/2023) itu digelar serentak di 177 kelurahan se-Kota Semarang. Agendanya bersamaan dengan peresmian hasil kegiatan organisasi perangkat daerah (OPD) tahun 2022.

Menurut Hevearita, penanganan stunting tidak hanya difokuskan pada balita, tetapi juga harus dimulai sejak masa kehamilan hingga 1.000 hari pertama tumbuh kembang anak.

Oleh karenanya, treatment dan edukasi pun harus diberikan mulai dari ibu hamil sehingga kehamilan dan bayi yang dilahirkan sehat.

“Meski banyak yang telah dilakukan, tetapi masih banyak PR karena yang namanya melayani masyarakat tidak akan berhenti,” tegas perempuan yang akrab disapa Ita tersebut dalam siaran pers, Senin.

Pada kesempatan itu, Ita turut menyampaikan mengenai prioritas pembangunan Kota Semarang pada 2023, yakni penanganan banjir dari hulu ke hilir serta penanganan stunting.

Lebih lanjut, Ita menuturkan, Germas yang digelar serentak merupakan wujud edukasi masyarakat untuk menjaga kesehatan serta pemberdayaan diri dan lingkungan guna mewujudkan ketahanan pangan.

"Guyub rukun hari ini menunjukkan semangat kita bersama memasak menu sehat untuk masyarakat sehat sejahtera,” katanya.

Dia menjelaskan, Germas dimulai dengan kegiatan senam bersama, pemeriksaan kesehatan ibu hamil, balita dan lansia, serta memasak menu sehat bergizi untuk anak-anak.

"Menu memasak yang dipraktekkan ini mudah dan sehat dengan bahan dasar lokal, tidak harus impor, seperti mie dari wortel atau sorgum bola udang dan lainnya," terangnya.

Lebih lanjut, Ita menjelaskan, berbagai jenis pangan lokal dihasilkan dan ada di Indonesia termasuk di Kota Semarang.

Pemkot Semarang juga mendorong kegiatan menanam dan pertanian di wilayah perkotaan atau dikenal dengan urban farming.

Dengan bertanam, kata Ita, akan menjadi langkah solutif masalah penghijauan, ketahanan pangan, dan pengentasan kemiskinan yang saling terkait satu sama lain.

Selain itu, Pemkot Semarang akan mengadakan gerakan menanam bersama masyarakat pada 28 Januari mendatang.

Gerakan ini menekankan bahwa menanam dapat dilakukan di mana saja termasuk lahan idle ataupun menggunakan polybag.

Ita berharap, gerakan menanam dapat mengurangi ketergantungan pada pasar atau setidaknya kebutuhan lokal terpenuhi.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/23/20180571/plt-walkot-semarang-optimistis-capai-target-nol-kasus-stunting-pada-2023

Bagikan artikel ini melalui
Oke