NEWS
Salin Artikel

Duduk Perkara Tewasnya Santri di Grobogan, Awalnya Bercanda lalu Dianiaya Temannya

Korban tercatat sebagai warga Desa Pelem, Kecamatan Gabus, Grobogan. Sementara pelaku adalah warga Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. 

Keduanya tercatat sebagai siswa kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Hamidah. Peristiwa tesebut terjadi pada Minggu (15/1/2023) sekitar pukuk 08.00 WIB.

Pelaku menganiaya korban di lingkungan pondok pesantren tepatnya di depan kamar santri lantai dua hingga tewas.

Berawal dari bercanda

Kasus tersebut berawal saat korban TNU mengusapkan bau ketiak ke hidung MQH pada Minggu pagi selepas jam mengaji.

Tindakan tersebut memancing emosi pelaku. MQH membalasnya dengan cara memindahkan tempat makanan korban.

TNU pun marah dan ia langsung menendang kaki MQH saat keluar kamar sebanyak dua kali. Setelah itu TNU mendorong tubuh korban hingga terjatuh ke lantai.

Tak berhenti disana. Korban TNU memukul kepala MQH dan MQH membalasnya dengan memukul punggung korban sebanyak tiga kali.

Saat berkelahi, mereka berdua sempat dilerai oleh saksi VA (14), teman korban dan pelaku. Dirasa tak ada keributan, para santri pun bubar.

Tak lama TNU berjalan masuk ke dalam kamar dan diikuti oleh MQH. Seketika, MQH kembali memukul korban sebanyak dua kali di bagian belakang kepala.

Hal tersebut membuat TNU sempoyongan dan terjatuh lalu kepalanya terbentur pintu kamar.

Korban kemudian kejang, mulut mengeluarkan busa dan mata melotot. Ia kemudian dilarikan ke Puskesmas Kradenan 1. Saat diperiksa, TNU dinyatakan meninggal dunia.

Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Kaisar Ariadi Pradisa membenarkan kejadian tersebut. Saat ini kasus tersebut didalami unit PPA Satreskrim Polres Grobogan.

"Kejadiannya betul seperti itu. Pelaku masih dibawah umur, mohon pengertiannya karena masih anak-anak. Yang pasti proses perkaranya berjalan. Pihak terkait akan kita undang untuk diambil keterangannya. Kasus ini masih didalami," terang Kaisar.

Pihak ponpes angkat suara

Sementara Pengasuh Ponpes Al Hamidah, Amin Ukasah membenarkan kejadian tersebut.

Ia menjelaskan korban dan pelaku telibat perkelahian akibat salah seorang di antaranya mengusapkan keringat ketiaknya ke hidung temannya.

Candaan jahil menciumkan paksa bau ketiak itulah yang memicu pertikaian keduanya. Menurutnya tak ada luka di kepala korban sehingga pihak kepolisian melakukan otopsi.

"Bercanda setelah mengaji, bau-bauan ketiak. Ya kesehariannya begitu. Kemudian terjadi kontak fisik. Korban tersungkur ke belakang, sempat membentur pintu. Meninggal, tapi tidak terlihat luka di kepala korban. Ini yang membuat kepolisian melakukan otopsi. Saya hanya tahu dari informasi reka ulang," kata Amin, saat dihubungi melalui ponsel, pada Senin (16/1/2023).

Amin sendiri mengaku tidak tahu apakah selama ini korban memiliki riwayat penyakit kronis atau tidak.

Amin pun menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kematian santrinya ini ke aparat penegak hukum.

"Kurang tahu apakah ada penyakit bawaan atau tidak. Memang korban pernah izin sakit, tapi hanya sakit panas. Semoga kasus ini segera tuntas," ujar dia.

Korban diketahui sudah mondok di ponpes yang diasuhnya selama 2,5 tahun dan pelaku baru setengah tahun.

"Dari keluarga korban sudah mengikhlaskan. Semoga Husnul Khatimah," pungkas Amin.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor : Khairina, Dita Angga Rusiana, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2023/01/17/055500778/duduk-perkara-tewasnya-santri-di-grobogan-awalnya-bercanda-lalu-dianiaya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

'Hybrid Governance': Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

"Hybrid Governance": Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

Regional
Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Regional
Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Regional
Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Regional
Jadi Pembicara BOSF, Kang Emil Ajak Generasi Muda Perkuat Semangat untuk Bawa Perubahan

Jadi Pembicara BOSF, Kang Emil Ajak Generasi Muda Perkuat Semangat untuk Bawa Perubahan

Regional
Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Regional
Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Regional
Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Regional
Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Regional
Cerita 2 Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Fantastis dari Berjualan Sayur hingga Kopi

Cerita 2 Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Fantastis dari Berjualan Sayur hingga Kopi

Regional
Wisuda 4.095 Petani Milenial, Kang Emil Ingin Ada Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berkelanjutan

Wisuda 4.095 Petani Milenial, Kang Emil Ingin Ada Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berkelanjutan

Regional
Rasio Ketergantungan Penduduk di Kota Metro Capai 42,32 Persen, Siap Menuju Metro Emas 2037

Rasio Ketergantungan Penduduk di Kota Metro Capai 42,32 Persen, Siap Menuju Metro Emas 2037

Regional
Herman Deru Minta Semua Pihak Dukung Program Sosial dan Pemberdayaan bagi Lansia

Herman Deru Minta Semua Pihak Dukung Program Sosial dan Pemberdayaan bagi Lansia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke