Salin Artikel

Cara Petani di Aceh Utara Atasi Kekeringan Berkepanjangan

Mereka menyebut pemasangan pipa ke sungai dan dihubungkan ke sawah itu sebagai pompanisasi yang dilakukan swadaya antarpetani.

“Kami tidak ingin gagal panen. Maka, kita bikin program ini. Syukur desa kita berada di pinggiran sungai. Walau debit air sungainya kecil, kita coba tarik ke areal persawahan,” kata Tgk Syahbuddin, salah seorang petani di lokasi.

Kekeringan berkepanjangan terjadi di kawasan itu. Jika dalam bulan ini tidak segera ditemukan sumber air, dipastikan seluruh padi akan mati.

Ribuan hektar sawah di kecamatan itu mulai mengering. Sebagian desa memiliki sumur bor bantuan pemerintah. Namun, dengan debit air yang kecil, tidak mencukupi dialirkan ke sawah.

“Maka kami coba dengan ambil dari sungai. Minimal tanah sawah tidak retak, tanah tetap basah dan padi bisa dipanen beberapa pekan lagi,’ katanya.

Kekeringan parah juga terjadi di Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara.

Dia menyebutkan, sumber air irigasi terhenti sejak belum rampungnya pembangunan Bendungan Irigasi Krueng Pase.

“Semoga hujan segera turun, jika 20 hari ke depan tidak juga turun hujan, kami khawatir gagal panen. Karena bendungan irigasi sampai sekarang belum rampung,” sebut seorang petani, Hasan Basri.

Warga pun sudah menggelar shalat Istisqa (shalat minta turun hujan).

“Kami harap, soal bendungan ini, Pj Bupati Aceh Utara Azwardi bisa bergerak cepat. Agar mengontrol rekanan, bisa bekerja tepat waktu,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/16/063646878/cara-petani-di-aceh-utara-atasi-kekeringan-berkepanjangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke