Salin Artikel

Perum Dinar Indah Meteseh Semarang 3 Kali Dilanda Banjir Bandang, Pakar Lingkungan Sebut Pemerintah Abaikan Keselamatan Masyarakat

Terakhir kemarin, menjadi banjir terparah dengan ketinggian kurang lebih 3 meter atau setara dengan atap rumah warga.

Mengingat ini bukan banjir bandang pertama di sana, Pakar Lingkungan dan Tata Kota, Mila Karmila Unissula menyayangkan sikap pemerintah. Mestinya pemerintah memahami lokasi itu rawan banjir dan melakukan antisipasi.

“Karena sudah diketahui lokasi itu rawan banjir, kemudian sungai tidak bertanggul (layak) kan artinya pemerintah abai terhadap keselamatan masyarakat,” ungkap Mila kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Mila menilai idealnya pemerintah membangun tanggul yang kuat dan layak supaya air sungai tidak meluap langsung ke pemukiman.

Mila melanjutkan, pemerintah cenderung bersikap reaktif. Sehingga bila ada kejadian baru melakukan upaya. Misalnya dengan menyediakan rumah pompa, yang mana sebenranya itu merupakan penyelesaian jangka pendek.

Lebih lanjut, ia menjelaskan banjir di Kota Semarang utamanya disebabkan tutupan lahan yang semakin berkurang, cuaca ektrem, dan penanganannya.

Sementara faktor cuaca kini dapat diprediski dan diantisipasi, secara jangka panjang pemerintah juga harus memperbaiki tata ruang di Semarang bagian atas dan bawah.

“Mestinya pemerintah mengatur di atas tidak boleh ada pembangunan perumahan terlalu banyak dan masif. Itu membuat air yang mestinya meresap ke tanah malah jadi turun ke jalan dan mempercepat terjadinya banjir,” lanjutnya.

Kemudian untuk Semarang bagian bawah, harus diperhatikan pembangunan yang membebani permukaan tanah. Pasalnya jenis tanah di Semarang yang belum kompak atau padat turut memicu penurunan muka tanah.

“Sehingga pengambilan air bawah tanah harus dihentikan atau paling tidak dikurangi, supaya tidak menambah banjir atau rob,” imbaunya.

Menyoal tanggul jebol, menurutnya tidak hanya di Perum Dinar Indah, tapi di Banjir Kanal Timur tanggul sudah sering kali jebol. Hal ini dikarenakan di daerah atas tidak ada tutupan, debit air pun semakin deras mengalir ke Semarang bagian bawah.

“Artinya percuma bangun tanggul tapi di atas tetap pembangunan masif, ya tanggul bakal jebol,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/12/075952678/perum-dinar-indah-meteseh-semarang-3-kali-dilanda-banjir-bandang-pakar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke