Salin Artikel

Sensus Burung Air Asia Digelar Januari-Februari 2023

GORONTALO, KOMPAS.com - Sensus burung air Asia atau Asian Waterbird Census (AWC) di Indonesia tahun ini digelar sepanjang bulan Januari hingga Februari. AWC merupakan kegiatan tahunan yang bersifat sukarela.

AWC merupakan pemantauan burung air yang pelaksanaannya dikoordinasi oleh Wetlands International Indonesia, menjadi suatu perangkat bagi upaya konservasi bagi burung air serta lahan basah sebagai habitatnya.

“Kegiatan ini berjalan bersama-sama dengan sensus internasional yang meliputi wilayah Afrika, Eropa, dan Amerika, di bawah payung International Waterbird Census (IWC). Di Indonesia, sensus diselenggarakan bersama-sama oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wetlands International Indonesia, Yayasan EKSAI, Burung Indonesia, Burungnesia, dan Burung Laut Indonesia.,” kata Ragil Satriyo Gumilang, Koordinator Pelaksana AWC Indonesia dalam siaran persnya, Selasa (10/1/2023).

Ragil menjelaskan tujuan AWC adalah mengumpulkan informasi tahunan mengenai populasi burung air di lahan basah, sebagai dasar evaluasi lokasi-lokasi penting dan untuk pemantauan populasi, memantau secara tahunan status dan kondisi lahan basah yang disensus, dan menumbuhkan dan mendukung minat masyarakat terhadap burung air dan lahan basah serta upaya pelestariannya.

“Sensus ini terbuka bagi siapa saja yang mau secara sukarela melakukan pengamatan burung air, termasuk ahli burung, pengamat amatir, pencinta alam, guru, LSM, pegawai negeri atau masyarakat lainnya,” tutur Ragil.

Menurutnya, AWC di setiap negara dikoordinir seorang koordinator nasional/regional, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan formulir, mengumpulkan formulir, menghubungi pengirim data dan melakukan klarifikasi, serta membuat laporan nasional, yang kemudian akan dikirimkan ke koordinator Internasional.

Seluruh informasi yang terkumpul kemudian disimpan dalam pangkalan data dan kemudian dibuat  laporan tahunan Internasional, yang meliputi status dan distribusi semua jenis burung air, peta serta identifikasi lokasi lahan basah yang penting.

“Laporan dapat diakses oleh seluruh peserta yang menyumbangkan datanya dan masyarakat di situs International Waterbird Census (www.iwc.wetlands.org),” ungkap Ragil.

Lokasi sensus burung air ini dapat dilakukan di mana saja, selama di lokasi tersebut ditemukan burung air, baik dalam jumlah yang banyak dan berkelompok, maupun dalam jumlah yang kecil, bahkan bila hanya satu individu sekalipun.

Burung air biasanya dapat ditemukan di lokasi lahan basah, seperti sawah, sungai, danau, situ, rawa, daerah pesisir, hutan bakau, dan dataran lumpur.

Selama ini masih terdapat kesenjangan data dan lokasi pengamatan antara wilayah Indonesia.  Sebagian besar terlaporkan berada di pulau Jawa. 

Lokasi di wilayah Indonesia bagian tengah hingga timur masih cukup sedikit yang terlaporkan, sehingga data dari wilayah tersebut sangat diharapkan.

Selain itu, masih cukup banyak lokasi habitat penting bagi burung air yang informasinya belum terdokumentasi dengan baik dan rutin.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/10/235132178/sensus-burung-air-asia-digelar-januari-februari-2023

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke