Salin Artikel

Sejarah Stasiun Kereta Api Secang, Jejak Perkeretaapian di Magelang

KOMPAS.com - Jejak sejarah perkeretaapian di Magelang berada pada sisa bangunan Stasiun Kereta Api Secang.

Komplek Stasiun Secang saat ini dalam kondisi yang kurang baik, meskipun bagunan zaman Belanda ini masih terlihat kokoh.

Stasiun Kereta Api Secang dahulu terletak di jalur Semarang - Magelang - Yogyakarta yang kini telah dinonaktifkan

Walau begitu, bangunan Stasiun Kereta Api Secang memiliki nilai sejarah yang penting tentang perkembangan transportasi di masa lalu.

Sejarah Stasiun Kereta Api Secang

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, jalur kereta api ini dibangun oleh Naamloze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM).

Semula pembangunan jalur kereta api dilakukan dari Yogyakarta menuju Magelang.

Setelah selesai dibangunnya jalur kereta api dari Yogyakarta menuju Magelang, perusahaan NV.NISM kemudian melakukan perluasan jaringan dengan membangun jalur rel kereta api dari stasiun magelang ke kota bagian utara menuju Secang.

Jalur ini kemudian disambungkan ke jalur Temanggung-Parakan dan dilanjutkan ke jalur utara mencapai Stasiun Ambarawa dari Kedungjati.

Jalur kereta api ini dibangun untuk mengangkut berbagai hasil perkebunan yang berasal dari Magelang.

Desain bagunan Stasiun Secang mirip dengan Stasiun Bedono dan Jambu.

Adapun pada masa lalu, stasiun itu hanya digunakan sebagai transit penumpang yang hendak meneruskan perjalanan ke kota atau daerah tujuan.

Jalur kereta api dari Magelang menuju Secang selesai dan diresmikan pada 15 Mei 1903.

Pembangunan jalur kereta api tersebut kemudian dilanjutkan jalur Secang menuju Temanggung yang diresmikan pada 3 Januari 1907.

Adapun jalur Secang menuju Ambarawa beroperasi 1 Februari 1905 dan jalur Temanggung-Parakan beroperasi 1 Juli 1907.

Dilansir dari laman beritamagelang.id, menurut data dari kelompok pemerhati sejarah dan bangunan cagar budaya heritage, Komunitas Kota Toea Magelang menyebutkan bahwa jalur Magelang-Ambarawa berhenti aktif 1967.

Beberapa tahun kemudian, menyusul jalur kereta api Parakan-Secang yang berhenti aktif pada 1973.

Keberadaan jalur kereta api tersebut tidak bertahan lama, karena banyaknya transportasi lain sebagai pilihan.

Sementara ilansir dari laman heritage.kai.id, banjir lahar dingin Gunung Merapi pada Desember 1976 yang merusak Jembatan Krasak membuat jalur Yogyakarta-Magelang terputus.

Saat ini, selain tersisa bekas bangunan utama yang bercat putih, di halaman Stasiun Secang juga masih tersisa besi panjang rel kereta api.

Sayangnya, jika ditelusuri lebih lanjut maka jalur rel kereta api tersebut kini telah menghilang ditelan rumah-rumah penduduk.

Sumber:
 kebudayaan.kemdikbud.go.id  
 heritage.kai.id  
 beritamagelang.id  
 jogja.tribunnews.com  

https://regional.kompas.com/read/2023/01/01/213827678/sejarah-stasiun-kereta-api-secang-jejak-perkeretaapian-di-magelang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke