0
KILAS DAERAH

Kilas Daerah Banyuwangi
Salin Artikel

Degan Jelly, Produk Rumahan yang Jadi Primadona di Banyuwangi

KOMPAS.com - Usaha mikro kecil menengah (UMKM) di desa-desa di Banyuwangi terus menggeliat. Kini, telah banyak industri rumahan dari desa dengan berbagai variasi.

Salah satu produk UMKM dari desa adalah degan (kelapa muda) berisi jeli atau biasa dikenal degan jelly. Produk ini dibuat oleh Triana Wulandari, warga Dusun Kabat Mantren, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi.

Perempuan berusia 34 tahun itu mulai merintis usaha degan jelly yang dia beri merek Queen sejak Maret 2022.

"Baru tahun ini. Saat bulan puasa saya mulai membuka usaha degan jelly ini," kata Wulan, dikutip dari keterangan persnya, Kamis (1/12/2022).

Hal tersebut disampaikan Wulan di hadapan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat kegiatan Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Rabu (30/11/2022).

Kepada Ipuk, Wulan menceritakan usahanya merintis degan jelly. Ia mengaku banyak orang menyukai degan jelly-nya.

"Awalnya dicicipi keluarga dan orang-orang sekitar. Ternyata banyak yang suka, akhirnya saya teruskan usaha ini," ungkap Wulan yang menekuni usaha ini bersama suaminya, Anif Susianto.

Terlebih, kata dia, Desa Wringinputih memiliki banyak pohon kelapa, sehingga Wulan tidak merasa kesulitan mendapatkan bahan baku pembuatan degan jelly.

Dari yang awalnya hanya coba-coba, kini Wulan mampu memproduksi sekitar 100 hingga 200 degan jelly tiap harinya.

"Kalau produksinya tiap hari tergantung pesanan. Karena degan jelly kami tidak memakai pengawet, sehingga hanya bertahan selama tiga sampai empat hari di suhu yang dingin. Karena itu, saya tidak berani kalau produksi banyak tanpa ada pesanan.

"Rata-rata tiap hari sekitar 100 sampai 200 degan jelly. Kami juga terbantu karena banyak reseller yang memesan ke tempat kami," tambah Wulan.

Untuk pangsa pasar degan jelly Queen lebih banyak di kawasan Banyuwangi. Namun, juga ada pesanan ke Surabaya. Untuk harga reseller, Wulan mematok harga Rp 8.000 per buahnya.

Mendengar hal itu, Bupati Ipuk pun memberikan apresiasinya. Menurutnya, usaha degan jelly merupakan ide kreatif yang memanfaatkan potensi di sekitar untuk menambah penghasilan.

"Kami juga akan minta dinas terkait membantu promosinya, sekaligus kami akan bantu juga mereka meningkatkan skala usahanya," imbuhnya.

Ipuk bangga dan mengapresiasi semangat dan usaha pantang menyerah pada para pelaku UMKM.

"Terima kasih untuk tidak menyerah dengan keadaan," kata Ipuk.

Menurut Ipuk, semangat UMKM sama dengan spirit Banyuwangi Rebound, yakni gerakan multisektor untuk membawa Banyuwangi untuk bangkit dari dampak pandemi Covid-19.

Ada tiga pilar dalam Banyuwangi Rebound, yakni penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, dan merajut harmoni. Tiga hal inilah yang mewarnai serangkaian agenda Bunga Desa.

"UMKM menjadi bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi. Kami terus mendukung dengan berbagai kebijakan agar pertumbuhan mereka tetap terjaga. Seperti halnya program UMKM naik kelas, gerakan ASN Belanja, bantuan alat usaha, dan berbagai program lainnya," pungkas Ipuk.

https://regional.kompas.com/read/2022/12/01/11314871/degan-jelly-produk-rumahan-yang-jadi-primadona-di-banyuwangi

Bagikan artikel ini melalui
Oke