Salin Artikel

Santri Tewas Diduga Dianiaya Seniornya di Sragen, Orangtua: Kami Ingin Tahu Sebab Kematiannya

NGAWI, KOMPAS.com –  Dwi Minto Waluyo, warga Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur, mengaku belum mendapatkan hasil otopsi anak semata wayangnya, DWW (14), dari RS Moewardi Solo. 

DWW merupakan santri yang meninggal dunia di Pondok Pesantren (Ponpes) di Sragen, Jawa Tengah.

“Kemarin selamatan 7 hari dan sampai saat in kami belum menerima surat hasil otopsi. Katanya hasilnya satu minggu, ini sudah satu minggu,” ujar Dwi ditemui di rumahnya, Sabtu (26/11/2022).

Dwi mengaku akan mendatangi Polsek Masaran Sragen untuk meminta kejelasan hasil otopsi dan tindak lanjut dari dugaan kekerasan yang menewaskan anaknya tersebut.

“Kita mau menanyakan hal itu, tapi masih nunggu habis selamatan 7 hari,” imbuhnya.

Dwi mengaku, dari sejumlah keterangan teman sepondok anaknya,  DWW mendapat hukuman berupa pukulan dari kakak kelas karena melanggar kebersihan. Sayangnya tidak ada yang memberikan pertolongan kepada anaknya saat mendapat pukulan hingga terkapar.

“Dari temannya cerita dipukul sampai tersungkur sampai kejang-kejang ditolong itu tidak boleh sama kaka kelasnya itu,” katanya.

Dwi berharap, dari hasil otopsi akan terungkap penyebab anaknya meninggal. Dengan demikian polisi bisa mengambil tindakan hukum jika meninggalnya DWW disebabkan penganiayaan kakak kelasnya tersebut.

“Kita pengen tahu itu nanti siapa yang bertanggung jawab. Kita menitipkan sekolah di situ supaya mendapat bekal ilmu agama ke depan,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/26/195428078/santri-tewas-diduga-dianiaya-seniornya-di-sragen-orangtua-kami-ingin-tahu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke