Salin Artikel

Perburuan Liar Masih Marak di Taman Nasional Komodo, Pemburu Berpura-pura Jadi Nelayan

Staf Balai Taman Nasional Komodo, Eman menjelaskan, beberapa pemburu menyamar sebagai nelayan.

“Perburuan liar itu masih marak. Saat patroli biasa kita ketemu (pemburu liar), mereka kadang nyamar jadi nelayan biasa. Saat kita ketemu di lapangan aktivitasnya lain dengan laporannya," kata Eman, Rabu (16/11/2022) malam.

Biasanya para pemburu itu mencari binatang rusa.

"Di Pulau Komodo itu biasa rawan karena di sana perbatasan dengan perairan NTB. Biasanya mereka datang dari Sape. Target mereka itu rusa karena di NTB itu dijual mahal,” ujar Eman.

Ia menyebut, kurangnya personel menjadi salah satu kendala utama kurang maksimalnya kegiatan penjagaan yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Komodo.

“Di sini ada 13 pos. Anggota lapangan 60 lebih, tapi total semua itu 100 lebih. Ada jadwalnya, sepekan dalam satu kali turun 2 kali patroli,” ujarnya.

Eman mengatakan, untuk membantu meningkatkan pengawasan, pihak BTNK pernah melibatkan warga masyarakat untuk secara bersama-sama menjaga perairan TN Komodo khususnya dari tindakan perburuan liar dan illegal fishing.


Namun, hanya sedikit warga yang merespons pelatihan tersebut.

“Sebelumnya ada pelatihan kepada masyarakat. Biasanya orang pos di kampung sering pemberdayaan masyarakat. Hanya memang kadang ada yang ikut ada yang tidak," katanya.

Hal itu disebabkan lantaran kesadaran SDM yang masih rendah.

"Seperti masalah sampah, kita sering sosialisasi, tapi masih juga ada yang ikut ada yang tidak. Kalau kita ke kampung itu masih banyak sampah berserakan,” ungkap dia.

Ia berharap, kegiatan pelatihan naturalist guide yang melibatkan 30 warga Kampung Komodo dan Papagarang mampu membantu BTNK dalam menjaga wilayah TN Komodo dari perburuan liar.

Selain itu, keterlibatan warga asli Kampung Komodo ini diharapkan mampu menjadi pelopor bagi warga lainnya untuk lebih peduli dengan Taman Nasional Komodo.

“Peran masyarakat untuk menjaga TN Komodo ini sangat membantu. Seperti patroli gabungan atau patroli mitra. Apalagi kalau ada kebakaran, sebelum kasih informasi ke kita mereka sudah lebih dulu padamkan apinya. Harapannya, ya semoga yang baru konsisten dengan pelatihan ini. Dan juga harus menjaga kawasan,” katanya.

Ia pun berharap, 30 naturalis guide yang baru direkrut tetap mengedepankan etika komunikasi yang sopan dan santun saat berhadapan dengan para wisatawan yang kedapatan melanggar aturan.

Sementara itu, Direktur Operasional PT Flobamor, Abner Runpah Ataupah mengatakan dengan adanya naturalist guide local yang sudah mengikuti pelatihan dan siap terjun ke lapangan dapat membantu, mencegah, dan menimalkan terjadinya perburuan liar di wilayah TNK.

"Semoga dengan masuknya Flobamor, kita dapat meminimalkan terjadinya perburuan," kata Runpah, Rabu malam.

Ia menerangkan, salah satu program yang akan dilakukan oleh Flobamor ialah patroli bersama. Patroli bersama itu bermaksud untuk melakukan pengawasan atas aktivitas laut dan wilayah Taman Nasional Komodo.

"Kita harus bisa memberikan kepastian dan jaminan akan keamanan wilayah TNK dari perburuan dan sejenisnya," tegas Runpah.

Sementara itu, untuk memaksimalkan pelayanan pariwisata, kata dia, pihaknya telah telah menyiapkan sebanyak 30 personel yang akan menjadi naturalist guide.

"30 personel ini merupakan warga asli kampung Komodo dan kampung Papagarang. Mereka telah mengikuti pelatihan dan siap diterjun ke lapangan," jelas Runpah.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/17/112257778/perburuan-liar-masih-marak-di-taman-nasional-komodo-pemburu-berpura-pura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke