Salin Artikel

Puing Batu Nisan di Tambakrejo Semarang, Makam Rusak hingga Jenazah Terseret Ombak

KOMPAS.com - Seorang warga Tambakrejo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabar menceritakan nasib pemakaman di wilayahnya yang hilang tersapu banjir rob.

Pemakaman yang berada di RW 016 Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas ini telah rusak dan sebagian besar tenggelam.

Menurut dia, sejak pemakaman tenggelam, sulit membedakan antara batu nisan dengan batu biasa.

Sebab, bentuk nisan sudah hancur berkeping-keping.

Belum lagi, warna batunya berubah menjadi hijau karena ditumbuhi lumut.

Tak hanya itu, beberapa makam juga tampak berlubang dan hanya menyisakan puing-puing batu nisan.

Lubang itu adalah sisa galian dari pihak ahli waris makam yang sengaja memindahkan jenazah keluarganya.

“Beberapa nisan, baik terbuat dari semen batu maupun dari kayu, terlihat sudah dicabut. Ada juga yang dipinggirkan di daratan,” kata dia, Rabu.

Biaya pemindahan mahal

Sabar mengaku tak tega membiarkan empat makam saudaranya di kawasan pemakaman tersebut.

Namun, dirinya tak sanggup memindahkan makam tersebut karena biayanya mencapai jutaan rupiah.

Sebab, pemindahan jenazah di makam Tambakrejo tak seperti makam pada umumnya.

Menurut dia, kondisi jenazah terkadang bisa bergeser ke makam sebelah ataupun hilang karena terseret ombak ke tengah laut.

Suatu kali, dirinya pernah menemukan tengkorak saat sedang mencari ikan di sekitar makam tersebut.

Sejak itu, dia tak bisa melupakan momen itu karena terus terbayang-bayang.

“Bahkan saya sampai terngiang-ngiang karena terus terbayang-bayang,” ucap dia.

Diterjang rob sejak 2010

Ketua RW 016 Tambakrejo, Slamet Riyadi menambahkan, banjir rob mulai dirasakan oleh warga Tambakrejo sejak 2010 yang lalu.

Semakin tahun, air rob semakin tinggi hingga menenggelamkan rumah-rumah warga.

"Nah mulai banyak yang hilang sekitar 2020 yang lalu langsung habis dan hilang," ujar dia.

Akibat banjir rob itu, banyak warga yang terpaksa tak bisa berziarah ke makam sanak saudara karena daerah pemakaman sudah tenggelam.

"Tak bisa untuk ziarah, akses untuk jalan juga sudah tak ada," paparnya.

Selain itu, banyak nelayan yang menemukan tengkorak manusia saat menjaring ikan di wilayah tersebut.

"Ya memang itu untuk mencari ikan nelayan. Kadang nyangkut di jaringnya," ujar dia.

25 rumah hilang

Ada 25 rumah warga yang kini hanya tinggal kenangan.

Hal itu disebabkan karena banjir rob dan penurunan tanah di RW 016 Tambakrejo Semarang.

"Sekitar 2,5 hektar yang sudah hilang. Sekarang semakin berkurang terus," jelas dia.

Data yang dia terima, RT 005 RW 016 Tambakrejo merupakan kawasan yang paling parah karena berbatasan langsung dengan bibir air laut.

Menurut dia, di wilayah RT 005 sudah tidak lagi terendam rob, namun sudah hilang.

Sebanyak 25 rumah warga yang sudah hilang itu kini hanya tinggal kenangan.

"Di RT 005 tidak lagi terendam, tapi sudah hilang," ungkap dia.

Menurut dia, bukan hanya rumah saja yang hilang namun peradaban juga hilang.

"Karena tak bisa ditempati ya jadi tak ada yang hidup di sana. Dulu tempat tinggal nelayan di sana," ujar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Semarang, Muchamad Dafi Yusuf | Editor Dita Angga Rusiana)

https://regional.kompas.com/read/2022/11/16/185940878/puing-batu-nisan-di-tambakrejo-semarang-makam-rusak-hingga-jenazah-terseret

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke