Salin Artikel

Cegah Banjir, Disdik Nganjuk Luncurkan Gerakan Tanam 134.000 Pohon

Kepala Disdik Kabupaten Nganjuk, Sopingi menjelaskan, gerakan ini diluncurkan setelah belakangan banyak terjadi bencana banjir dan longsor di sejumlah daerah. Untuk itu, diperlukan gerakan penyelamatan bumi.

“Melihat seperti itu (banyak terjadi bencana alam), maka bumi kita ini perlu bersama-sama melakukan penyelamatan, dengan cara apa? Ya dengan cara menanam pohon kembali,” kata Sopingi kepada Kompas.com, Kamis (10/11/2022).

Sebelum meluncurkan gagasan ini, lanjut Sopingi, pihaknya terlebih dahulu mengadakan musyawarah dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Koordinator Wilayah (Korwil) Kecamatan Disdik Kabupaten Nganjuk.

“Alhamdulillah gayung bersambut, semua sepakat kita mengadakan gerakan bersama menanam pohon, atau ini ada istilah juga sedekah oksigen,” papar Sopingi.

“Harapan kita nanti bumi kita itu bisa terselamatkan. Anak-anak kita, para siswa itu mempunyai kesadaran bersama, ‘oh ternyata memang menanam pohon itu adalah sangat-sangat penting dan sangat bermanfaat’,” lanjut dia.

Peringati Hari Lahir ke-134 Ki Hajar Dewantara

Untuk menyukseskan gerakan ini, Disdik Kabupaten Nganjuk telah berkirim surat ke Korwil Kecamatan, serta Kepala SMP Negeri dan Swasta se-Kabupaten Nganjuk. Ditargetkan sebanyak 134.000 pohon ditanam pada Desember 2022 ini.

Menurut Sopingi, gerakan penanaman 134.000 pohon ini dimaksudkan untuk menyongsong Hari Pendidikan (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei 2023, sekaligus untuk memperingati Hari Lahir ke-134 Ki Hajar Dewantara.

“Jadi insya Allah nanti di tanggal 2 Mei 2023 itu adalah ulang tahun Bapak Pendidikan kita, ulang tahun Ki Hajar Dewantara yang ke-134. Itu sebabnya mengapa kita menggunakan (target) 134 ribu bibit pohon itu,” ungkap Sopingi.

Sementara dalam gerakan ini, kata Sopingi, nantinya tiap-tiap siswa SD dan SMP diimbau menanam satu pohon. Untuk diketahui, jumlah siswa SD dan SMP di Kabupaten Nganjuk ada sekitar 139.000 pelajar.

Jika dalam gerakan ini para siswa SD dan SMP hanya diimbau menanam, maka lain hal dengan tenaga kependidikan atau guru. Guru-guru di Nganjuk diwajibkan masing-masing menanam dua bibit pohon.

“Kemarin kita sepakat untuk bapak-ibu guru itu minimal (menanam) dua pohon, termasuk insan pendidikan dari Dinas Pendidikan, staf, itu wajib nanam dua pohon. Nanti yang Kasi itu tiga pohon, yag Kabid lima pohon,” paparnya.

“Untuk guru kita semi wajibkan untuk memberi contoh,” sambung Sopingi.

Agar gerakan penanaman 134.000 pohon tahun ini tidak memberatkan, para siswa diperbolehkan melakukan pembibitan sendiri, baik pembibitan melalui biji maupun dengan cara pencakokan atau stek batang.

Adapun untuk lokasi penanamnya bisa dilakukan di pekarangan masing-masing, maupun di tempat umum dan pinggir jalan, dengan catatan meminta izin terlebih dahulu dengan pemangku wilayah masing-masing.

“Lahannya memang saya minta untuk koordinasi dengan kepala desa. Jadi kepala sekolah silakan berkoordinasi dengan kepala desa masing-masing, dengan pemangku kepentingan masing-masing supaya mana yang bisa ditanami,” ujarnya.

“Kalau misalkan tidak ada lahan umum, silakan nanti menanam di pekarangan masing-masing, di mana saja, yang penting izin kalau misalkan menanam di pekarangan orang lain,” pungkas Sopingi.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/11/091304778/cegah-banjir-disdik-nganjuk-luncurkan-gerakan-tanam-134000-pohon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke