Salin Artikel

Pemantauan Gerhana Bulan Total di Sikka Terkendala Cuaca, Terlihat Tidak Utuh

Pengamatan fenomena gerhana bulan ini dihadiri sejumlah mahasiswa dan para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Maumere.

Kepala Pusat Studi Astronomi IKIP Muhammadiyah Maumere Adi Jufriansah mengungkapkan, proses pengamatan mulai dilakukan sejak pukul 17.00 Wita.

Namun hingga puncak, gerhana bulan total belum terlihat terang karena terkendala cuaca.

"Gerhananya tidak terlihat utuh dan bersih karena awan. Tadi itu kan kita pantau di horison timur, tapi kelihatannya kotor sehingga tidak utuh," jelas Adi, saat ditemui di lokasi.

Adi menyebutkan, kondisi cuaca mendung berlangsung sejak pukul 11.00 Wita dan diperkirakan hingga pukul 23.00 Wita.

Apalagi, sejak pukul 14.00 Wita, hujan lebat dan angin kencang melanda wilayah Kabupaten Sikka. Kendati tidak terlihat utuh, tetapi Adi bersyukur masih bisa melihat fenomena gerhana bulan.

"Kita masih bisa lihat, ketimbang di beberapa wilayah lain itu yang gelap sama sekali. Kita dapat tadi itu setelah fase total sekitar pukul 19.04," katanya.

Sedangkan untuk gerhana bulan total mulai terjadi pukul 18.16 Wita. Namun, kata dia, jika terjadi hujan maka gerhana bulan total kemungkinan tidak terlihat.

Margiono menjelaskan, gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. Saat puncak gerhana terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah.

Peristiwa ini salah satunya terjadi karena dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan, serta hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/08/215718678/pemantauan-gerhana-bulan-total-di-sikka-terkendala-cuaca-terlihat-tidak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke