Salin Artikel

Kisah Sopir Truk, 5 Hari Terjebak Macet akibat Banjir Aceh Tamiang, Kehabisan Uang Makan dan Terpaksa Mandi Pakai Air Hujan

KOMPAS.com - Banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, mengakibatkan jalur dari dan menuju Aceh Tamiang lumpuh total.

Akibatnya, sejumlah kendaraan umum maupun pribadi serta angkutan logistik terpaksa menginap di jalanan. Fenomena ini mulai terjadi menjelang perbatasan Sumatera Utara-Aceh di Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Dikutip dari Kompas.id, pada Sabtu (5/11/2022), kendaraan yang didominasi truk angkutan logistik berhenti di badan jalan lajur kiri.

Antrean kendaraan terlihat mengular hampir 10 kilometer sampai ke titik banjir pertama di Desa Karang Jadi, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang.

Salah satu yang terdampak banjir adalah Wisbahul Darwis (25), sopir truk asal Medan, Sumatera Utara.

Ia bertugas membawa barang-barang kelontong ke Kabupaten Aceh Utara. Darwis mengira-ngira, ia seharusnya sampai di tempat tujuan pada Rabu (2/11/2022) sekitar pukul 05.00 WIB.

Namun, gara-gara banjir, dia terjebak macet sejak Selasa (1/11/2022) malam.

Darwis tak berani menerjang banjir karena khawatir truknya bisa mogok dan barang bawaannya juga bisa rusak.

Akhirnya, bersama kernetnya, Darwis terpaksa bermalam di tempat tersebut.

Lima hari terjebak kemacetan akibat banjir di Aceh Tamiang, membuat Darwis kehabisan uang makan sejak Rabu. Ia mengaku hanya dijatah Rp 300.000 untuk pergi-pulang Aceh Utara-Medan. Ia lantas meminjam uang dari sopir lain dan sesekali meminta makan ke mereka.

”Sejak Rabu, saya dan kernet hanya makan sekali sehari,” ujarnya, Sabtu.

Hujan lebat pada Sabtu sore dimanfaatkan Darwis untuk mandi dari air yang menggenang di atas tenda truknya. Dia meminta kernetnya menjatuhkan air dari atas tenda. Darwis lantas menggosokkan sabun batang ke tubuhnya.

”Sejak macet, baru ini saya kepikiran untuk mandi,” ucapnya.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang Iman Suhery menuturkan, banjir membuat akses transportasi darat dari dan menuju Aceh Tamiang lumpuh.

“Jalan hanya bisa dilewati oleh truk berbadan besar. Itu pun sebagian tidak berani melintas juga. Ketinggian air di sejumlah titik masih satu sampai satu setengah meter,” ungkapnya kepada Kompas.com, Sabtu.

Banjir yang berlangsung sejak 31 Oktober 2022 ini merendam 12 kecamatan di Aceh Tamiang.

Iman menerangkan, jumlah titik pengungsian hingga Sabtu mencapai 255 posko.

“Untuk bantuan didistribusikan dari posko utama ke masing-masing posko di tingkat desa. Kami dibantu TNI dan Polri serta sejumlah relawan yang sudah berdatangan dari berbagai daerah,” tuturnya.

Dilansir dari Antara, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), sebanyak 23.380 warga Aceh Tamiang mengungsi akibat banjir ini.

"Data sementara warga terdampak sebanyak 63.367 jiwa dalam 18.729 kepala keluarga. Sedangkan, yang mengungsi 23.380 jiwa dalam 7.073 kepala keluarga," terangnya, Sabtu malam.

Peristiwa ini membuat Bupati Aceh Tamiang Mursil menetapkan status tanggap bencana di daerahnya selama 14 hari, terhitung 31 Oktober–13 November 2022.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lhokseumawe, Masriadi | Editor: Pythag Kurniati), Antara

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul Sudah Lima Hari Jalan Medan-Banda Aceh Lumpuh

https://regional.kompas.com/read/2022/11/06/170000778/kisah-sopir-truk-5-hari-terjebak-macet-akibat-banjir-aceh-tamiang-kehabisan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke