Salin Artikel

Puluhan Kakaktua hingga Nuri Endemik Papua Barat Dilepasliarkan, Sebagian dari Penertiban Peredaran Ilegal

SORONG, KOMPAS.com- Sebanyak 83 burung endemik Papua Barat dilepasliarkan di Taman Wisata Alam, Sorong, Papua Barat.

Sebelumnya, hewan-hewan itu mengalami proses habituasi atau transit selama 2 minggu sebelum dilepasliarkan.

Ke-83 burung itu terdiri dari kakatua kuki 20 ekor, nuri kepala hitam 41 ekor, nuri kelam 7 ekor, nuri ara dada jingga 1 ekor, dan minol muka kuning 5 ekor.

Pelepasliaran dilakukan oleh Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat Johny Santoso, Geneal Manager Refinery Unit VII Kasim PT Kilang Pertamina Internasional Yusuf Mansyur, dan Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Irvansyah, Kamis (27/10/2022).

“83 ekor ini merupakan barang temuan dan juga barang bukti dari penertiban peredaran ilegal baik di pemukiman, bandara, kemudian juga ada translokasi dari wilayah barat. Setelah habituasi 2 minggu, hewan-hewan ini dilepasliarkan,” ujar Johny.

Menurut Johny, selama 2018-2022 rata-rata 100-150 hewan yang dilepasliarkan per bulan, terdiri dari berbagai jenis, mulai dari burung hingga reptil dan mamalia.

Hewan-hewan itu sebelumnya dipelihara berbagai kalangan.

Awalnya, BBKSDA tidak melakukan proses habituasi dulu. Hewan-hewan itu dilepasliarkan langsung tetapi sering gagal karena hewan itu sering stres duluan.

Kandang karantina

Sejak 2018, BBKSDA melakukan perjanjian kerja sama dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Kilang Kasim melestarikan satwa endemik secara in situ dan ek situ.

Program in situ diwujudkan dengan pelestarian satwa dengan status langka dan dilindungi,di kawasan TWA Sorong.

TWA merupakan kawasan hutan alami seluas 900 hektar, yang menjadi salah satu pusat konservasi flora dan fauna.

Untuk menunjang program in situ, tahun 2022 PT KPI memberikan dukungan dana pembangunan infrastruktur penunjang konservasi senilai Rp 500 juta untuk revitalisasi klinik karantina satwa, pengadaan alat pendukung pelepasliaran, alat pengamatan satwa, serta dukungan operasional klinik, dan rekrutmen dokter karantina hewan.

Sebelumnya, pada September 2021, PT KPI juga membantu pembangunan klinik satwa,dan pembangunan kandang karantina dan kandang penyelamatan satwa pada Juni 2022.

General Manager Refinery Unit VII Kasim Yusuf Mansyur menyatakan bantuan yang diwujudkan melalui program tanggung jawab sosial tersebut sejalan dengan kebijakan keberlanjutan perusahaan, di mana dalam menjalankan operasinya turut memperhatikan salah satu aspek ESG bidang lingkungan, mendukung pelestarian keragaman hayati.

"Langkah ini juga selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-15 yaitu Ekosistem Daratan, di mana secara spesifik kegiatan tersebut sebagai upaya menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati. Rata-rata per bulan BBKSDA melepasliarkan 150 satwa endemik,"jelas Yusuf.

Johny menyatakan pemeliharaan satwa endemik Papua Barat oleh masyarakat secara ilegal perlahan mulai berkurang, karena BBKSDA rutin memberikan edukasi.

"Bantuan PT Kilang Pertamina Internasional ini sangat membantu kita dalam upaya konservasi, perawatan dan kegiatan pelepasliaran. Di sisi lain kami juga mendukung konservasi eksitu yakni menempatkan satwa di lingkungan Kilang Kasim yakni burung mambruk dan rusa untuk dilestarikan di luar habitatnya," kata Johny.

Johny berharap kerja sama ini sebagai penguatan antarlembaga yang bersinergi dalam upaya konservasi satwa endemik Papua Barat.

Saat ini BBKSDA Provinsi Papua Barat mengelola 28 kawasan konservasi di  1,7 juta hektare lahan yang tersebar di 13 kota dan kabupaten.

"Kami berterima kasih atas dukungan selama ini dari semua pihak, karena konservasi satwa endemik tidak bisa dilakukan sendiri dan menjadi tanggung jawab kita semua umat di muka bumi," kata Johny.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/31/102209078/puluhan-kakaktua-hingga-nuri-endemik-papua-barat-dilepasliarkan-sebagian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke