Salin Artikel

Semen Padang Klaim Bupati Kediri Sudah Minta Maaf soal Tudingan Kualitas Rendah

Hanindhito pun berencana menggunakan produk semen tertua di Asia Tenggara itu pada beberapa proyeknya tahun depan.

“Komunikasi yang sudah terbangun dengan baik ini, akan ditindaklanjuti dalam waktu dekat,” kata Direktur Utama PT Semen Padang, Asri Mukhtar Datuk Tumangguang Basa dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Minggu (23/10/2022).

Asri mengatakan proses perjalanan panjang selama 112 tahun bagi PT Semen Padang telah membawa pengalaman yang luar biasa bagi perusahaan ini dalam menjaga kualitas produknya, sehingga benar-benar bernilai bagi konsumennya.

Hal itu ditegaskan perusahaan melalui motto, Jaminan Mutu dan Kekuatan.

Asri mencontohkan, berbagai mahakarya yang dibangun menggunakan produk PT Semen Padang, di antaranya,  Monumen Nasional (Monas) yang menjadi kebanggaan bangsa ini, Gedung MPR/DPR, Jembatan Semanggi,  bangunan Bursa Efek Indonesia, menara Jamsostek, dan puluhan gedung pencakar langit lainnya di kawasan Pusat Bisnis Sudirman (SCBD) Jakarta, Hotel Indonesia di Jakarta, dan gedung-gedung pabrik dan perkantoran milik Semen Gresik.

Selain itu juga ada bangunan monumental PLTA Sigura-gura di Sumut, PLTA Batang Agam, di Kota Panjang, Sumbar, Fly Over Kelok Sembilan, Masjid Raya Sumbar, Monumen Tsunami Aceh, dan Bandara Kualanamu, Sumut.

Bahkan, kata Asri, semen produksi Indarung itu juga telah ikut memperkokoh sejumlah bangunan penting di Singapura seperti World Trade Center, puluhan bangunan, irigasi dan dermaga di Banglades.

Bahkan, sampai Jerman dan Amerika yang separuh lingkaran bumi jaraknya dari Indarung.

"Dari peran sejarahnya selama satu abad, Semen Padang bukanlah sekadar pabrik semen biasa. Pabrik ini merupakan bagian dari sejarah modernisasi di Sumatera Barat bahkan Indonesia. Dan, sebagai entitas bisnis atau industri, PT Semen Padang pun sangat unik karena merupakan satu-satunya industri di Indonesia yang mencapai usia panjang  dan tidak pernah terputus sejak mulai berproduksi hingga saat ini," kata Asri.


Asri mengatakan, dalam proses produksi dan bisnisnya PT Semen Padang senantiasa menjaga agar kualitasnya tetap unggul hingga sampai ke tangan konsumen.

Hal itu dilaksanakan melalui sistem Quality Control & Quality Assurance yang selalu diupdate sesuai dengan perkembangan zaman.

"Kami sangat menjaga mutu atau kualitas produk kami. Kualitas minimal standar SNI. Dan, sekali lagi itu bukan sekadar janji," tegas Asri.

Sebelumnya diberitakan, pernyataan Bupati Kediri, Jawa Timur, Hanindhito Himawan Pramana yang menyebutkan kualitas Semen Padang paling bawah viral di media sosial tik tok.

Dalam video itu, terlihat Hanindhito menyebutkan kualitas Semen Padang paling bawah dan kemudian membuang karung Semen Padang saat sidak ke sebuah proyek.

Video yang tersebar luas itu mendapatkan reaksi keras dari tokoh masyarakat dan perusahaan Semen Padang.

Tokoh masyarakat Sumbar, Andre Rosiade yang juga anggota DPR RI Komisi VI Bidang BUMN itu merasa geram.

“Kualitas Semen Padang nomor satu di Indonesia. Bahkan diakui di dunia. Jadi, Bupati Kediri jangan asal bunyi," kata Andre Rosiade, kepada Kompas.com, Sabtu (18/10/2022).

Belakangan Hanindhito telah berkomunikasi dengan PT Semen Padang dan menyatakan permohonan maafnya.

"Beliau minta maaf menyebut kualitas Semen Padang paling bawah. Beliau tahu Semen Padang sama sekali tidak begitu. Kurang tepat atau salah beliau mohon maaf sebesar-besarnya pada Semen Padang karena video yang menjatuhkan Semen Padang. Sebagai manusia beliau tak mau menjatuhkan siapapun,” kata Khairul Jasmi.

Menurut Khairul, komunikasi terbangun dengan Bupati Kediri, setelah video itu beredar semakin luas.

Teman Bupati Kediri Dhito di Sumbar, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan,  juga sudah bicara dengan Dhito.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/24/053650978/semen-padang-klaim-bupati-kediri-sudah-minta-maaf-soal-tudingan-kualitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke