Salin Artikel

Cerita Hasyim, 32 Tahun Jadi Guru Honorer, 19 Kali Ikut Tes PNS, 6 Bulan Lagi Pensiun

Mereka menuntut kejelasan status pengangkatan PPPK dari Pemrintah Provinsi Bengkulu.

Salah satu peserta demo adalah Muh Hasyim (59) yang sudah 32 tahun menjadi guru honorer.

Awalnya ia bahagia saat dinyatakan berhasil lulus seleksi Passing Grade (PG) tes Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021.

Namun, harapan itu sirna tatkala menjelang akhir 2022 ini ia mendapatkan kabar jika pengangkatan menjadi PPPK tak kunjung mendapatkan kejelasan dari Pemprov) Bengkulu.

Saat ini ia menjabat sebagai Kepala SMKS 15 Taruna, Padang Serai, Kota Bengkulu dan 6 bulan lagi akan pensiun.

Ia juga bercerita selama 32 tahun mengajar, sudah 19 kali mengikuti tes untuk diangkat PNS. Tapi semuanya gagal.

"Sudah 32 tahun, kurang lebih 6 bulan lagi kita ini pensiun. Saya ini sudah 19 kali ikut tes untuk diangkat PNS ini, sampai lulus PG PPPK lalu," ungkap Hasyim.

Ia mengau gaji yang ia terima jauh dari angka cukup dan dengan tunjangan kepala sekolah, ia mendapatkan gaji Rp 1,9 juta.

"Gaji sekarang ditambah tunjangan Kepala sekolah itu sekitar Rp 1,9 juta. Ya meskipun angka itu minim untuk mencukupi. Tapi alhamdulillah ada saja rejekinya," kata Hasyim.

Gaji pertama Rp 21.000

Hasyim mengaku tak mudah bagi dirinya hingga lulus seleksi PPP3 tahun 2021.

Ia harus beradaptasi dengan kecanggihan tekhnologi karena tes yang ia jalani menggunakan sistem komputerisasi.

"Dulu gaji pertama kali itu Rp 21.000, waktu itu rumah saya di Sukaraja, nah ongkos nya itu Rp 25 dulu. Sampai sekarang Alhamdulillah, rejeki nambah ya, " ucap pria kelahiran tahun 1963 ini.

Hasyim pertama kali mengaja di SMP SMA Gama. Setelah beberapa tahun mengajar, tahun 2001 ia diajak untuk bergabung dan mengajar di SMP Jagakarsa, Sawah Lebar Kota Bengkulu.

Lalu tahun 2009, ia mengajar di SMA Budi Mulia dan menjadi menjadi Kepala sekolah selama 9 tahun atau dua periode kepemimpinan.

Lalu ia dipanggil yayasan untuk dilantik di SMK 15 Taruna Padang Serai, Kota Bengkulu.

"Jadi kalau mengabdi itu ya karena memang pendidikan kita guru ya kewajiban kita. Mulai dari mengajar di sekolah pertama saya mengajar itu," ucap Hasyim.

Perjuangan untuk menuntut diangkat menjadi PPPK bukan Hasyim sendiri. Namun ada 524 orang guru honorer lainnya juga menyerukan hal serupa.

Apalagi, hingga saat ini juga belum ada jaminan bahwa mereka dapat mendapatkan haknya menjadi PPPK.

"Ya memang perjuangan ini panjang, apalagi saya akan pensiun. Tapi ini buat menyemangati kawan-kawan lain, untuk perjuangan hak kami," ungkapnya.

Menunggu kepastian

Juru bicara Guru honorer yang lulus PG seleksi PPPK 2021, Yuniana mengungkapkan kekecewaannya atas ketidakpastian nasib mereka.

Apalagi, dua minggu lalu mereka sudah dijanjikan untuk solusi atas persoalan ini.

"Hasil audiensi terakhir itu, ada informasi kalau anggaran itu ada. Bahkan naik DAU itu jadi Rp 28,1 miliar, " sesal Yuniana, saat orasi di depan Kantor Gubernur Bengkulu, Senin.

Hal serupa juga disampaikan oleh guru honorer lainnya, Febi Saputra dari Kabupaten Mukomuko.

Ia bersama rekan-rekannya mengaku sangat membutuhkan kepastian dari pengangkatan PPPK.

"Proses yang kami lalui tidak mudah, semua tahapan kami ikuti. Tapi kok tidak ada kepastian. Kami kecewa," ungkapnya.

Raut kecewa juga terlihat dari wajah para guru karena tak dapat bertemu dengan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Padahal menurut Yuniana, pihaknya berharap aksi unjuk rasa tersebut bisa memberikan titik terang akan nasib mereka.

"Ini belum direalisasikan, karena memang pak gubernur sedang dinas luar, itu yang disampaikan oleh pihak pemprov tadi. Harapan kita bisa diakomodir tahun ini. Kalau tidak bisa langsung putus di sini kami akan ke Kemenpan-RB," kata guru honorer Yuniana.

Meskipun tidak dapat langsung bertemu dengan Gubernur Bengkulu, perwakilan massa unjuk rasa guru honorer melakukan audiensi bersama jajaran Pemprov Bengkulu.

Bersama Asisten I, Khairil Anwar, Kaban BKD Provinsi Bengkulu, Gunawan Suryadi, dan Kabid GTK Dikbud Provinsi Bengkulu, M Syafiri.

"Kita akan berkoordinasi dengan pihak Diknas tentang jumlah formasi yang dibutuhkan. Setelah fix di tingkat dinas Dikbud. Nanti baru diajukan kepada Gubernur," beber Yuniana.

Dari hasil audiensi tersebut, diambil keputusan untuk mendata jumlah kuota untuk PPPK guru di Dinas Dikbud Provinsi Bengkulu.

Sekaligus mempertimbangkan permintaan dari para guru honorer lulus PG PPPK ini.

"Intinya sekarang kita berkoordinasi dengan Diknas tentang usulan ini, karena kan belum ada pengajuan dari Diknas. Ya kita akan memperjuangkan ini, selagi ada waktu," jelas dia.

Terpisah, Asisten I Pemprov Bengkulu, Khairil Anwar memastikan bahwa permintaan dari para guru honorer lulus passing grade ini sudah sampai ke Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

"Jadi ini penyampaian aspirasi dari kawan kawan guru honorer, ada 524 orang. Memang yang dinyatakan lulus, tapi belum diangkat ya. Bukan tidak diangkat ya, bukan dihapuskan ya," jelas Khairil.

Untuk itu para guru honorer lulus PG ini akan tetap berpeluang untuk pengangkatan, yang secara teknis akan diakomodir ke Dikbud Provinsi Bengkulu.

"Dan itu nanti jadi bahan untuk pertemuan dengan pak gubernur. Untuk mencari langkah langkah apa yang akan dilakukan, jadi saat sudah sampai ke dubernur sudah ada nanti," kata Khairil.

Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Kisah Hasyim Guru Honorer Lulus PPPK yang Tak Jua Diangkat: 32 Tahun Mengabdi, 6 Bulan Lagi Pensiun

https://regional.kompas.com/read/2022/10/19/153000378/cerita-hasyim-32-tahun-jadi-guru-honorer-19-kali-ikut-tes-pns-6-bulan-lagi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke