Salin Artikel

Pegiat Lingkungan Sayangkan Proyek Pipa Air Bersih yang Diduga Picu Kerusakan Hutan Lindung Gunung Slamet

BANYUMAS, KOMPAS.com - Pegiat lingkungan menyayangkan proyek pipa air bersih dari kawasan hutan lindung Gunung Slamet.

Pegiat gerakan Save Slamet, Hendy menilai, pengambilan sumber air bersih itu tidak etis.

Pasalnya proyek tersebut mengambil air dari wilayah Kabupaten Banyumas untuk dialirkan menuju Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

"Mereka (warga Pemalang) punya hutan dan wilayah sendiri, tapi kenapa memaksakan menjadi perkebunan dan desa wisata," kata Hendy kepada wartawan, Jumat (14/10/2022).

Akibatnya, menurut Hendy, wilayah Pemalang di sisi utara Gunung Slamet tersebut mengalami krisis air bersih.

Hendy meminta, apabila terjadi krisis air bersih tidak serta merta mengambil sumber air di wilayah Banyumas yang berada di sisi selatan Gunung Slamet.

Apalagi berdasarkan pencitraan satelit, kata Hendy, bagian selatan Gunung Slamet masih terjaga kelestariannya.

"Bagian selatan Gunung Slamet masih terawat alamnya, tapi masa airnya dialirkan ke Pemalang," ujar Hendy.

Di sisi lain, beberapa desa di lereng selatan Gunung Slamet juga ada yang kerap kekurangan air bersih.

Terkait dugaan kerusakan hutan akibat proyek tersebut, Hendy mengatakan, masih mendalaminya.

"Ini proyek ngebut, semestinya harus ada banyak aspek yang dilalui misal perizinan dan lainnya, termasuk bagaimana dengan analisis dampak lingkungannya," kata Hendy.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, resah atas proyek pembangunan pipa air bersih di kawasan hutan lindung Gunung Slamet.

Sumber air yang akan dimanfaatkan awalnya berada di atas Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Namun dalam pelaksanaannya, pengambilan sumber air ternyata bergeser ke arah barat, tepatnya di atas Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/14/152459078/pegiat-lingkungan-sayangkan-proyek-pipa-air-bersih-yang-diduga-picu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke