Salin Artikel

Cerita Penyintas Tragedi Kanjuruhan, Sudah 10 Hari Mata Naswa Masih Merah Akibat Gas Air Mata

KOMPAS.com - Sudah 10 hari berlalu sejak kerusuhan suporter di Stadion kanjuruhan terjadi, tapi kedua mata gadis bernama Kevia Naswa Ainur Rohma (18) masih memerah.

Naswa bercerita, dia bersama teman-temannya menyaksikan pertandingan sepak bola laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Namun setelah pertandingan usai, dia yang berada di tribune 14 melihat kericuhan terjadi, kemudian Naswa melihat sendiri polisi menembakkan gas air mata.

Asap dari gas air mata itu membuatnya pusing luar biasa, dada sesak, dan matanya sangat perih. Untungnya dia tidak sampai pingsan.

"Awal-awal terasa pusing, mata perih sampai susah untuk melihat dan sesak napas," katanya saat ditemui di rumahnya, Perum New Puri Kartika Asri Blok M 1 Nomor 28 RT 04 RW 10 Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang.

Naswa kemudian berlari keluar melalui pintu 13 dengan kondisi berdesak-desakan.

Beruntung, ada orang-orang yang menyelamatkan Naswa dengan menarik dirinya.

Dia mengalami luka di bagian kaki kiri karena terkena besi pagar tribune. Kemudian, Naswa berhasil keluar dari pintu 14 yang sudah dalam keadaan terbuka.

Dilarikan ke RSUD Kanjuruhan

Selanjutnya, dia dilarikan oleh teman-temannya ke RSUD Kanjuruhan dan mendapatkan bantuan oksigen karena sesak napas.

Dia sampai di rumahnya sekitar pukul 02.00 WIB. Hingga 10 hari berlalu, kondisi mata Naswa masih merah.

"Sekarang sudah agak enakan, mata juga (untuk melihat sudah normal) tapi merah, tinggal kaki sama tangan ini yang masih bermasalah," katanya.

Tidak hanya matanya, Naswa juga mengalami kondisi tangan kanan yang masih sulit digerakkan. Bahkan untuk berjalan dia harus menggunakan alat bantu.

Rencananya, kedua orangtua Naswa, yakni Catur Susilo dan Triwah Kus Jufaida, hendak melakukan fisioterapi anaknya supaya dapat pulih kembali.

Catur orangtua Naswa mengatakan, Naswa sempat memeriksakan diri kembali di RSUD Kota Malang dan RS Panti Nirmala. Anaknya itu juga melakukan rontgen di bagian leher dan punggung.

"Hasilnya normal, tapi kata dokter ada seperti saraf kaget. Dibuat untuk menulis masih belum bisa," katanya.

Dia tidak menyangka tragedi ini terjadi dan membuat anaknya menjadi salah satu korban dari kerusuhan tersebut.

Lebih lanjut, Catur berharap, Naswa dapat sembuh dan bisa menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswa di Universitas Widyagama Malang.

"Kemudian harapannya dapat dibantu pemerintah untuk penanganan Naswa. Karena saya ini KTP masih di Wagir, Kabupaten Malang. Di sini masih ngontrak, sudah laporan ke Kelurahan Arjowinangun (Kota Malang) juga," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menegaskan bahwa penyebab korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan bukan lantaran gas air mata.

Namun, polisi menyebut hal itu lantaran kekurangan oksigen.

“Dari penjelasan para ahli dan dokter spesialis yang menangani para korban, baik korban yang meninggal dunia maupun korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata, tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Polri juga menemukan adanya gas air mata yang kedaluwarsa yang ditembakkan saat tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Malang dan Batu, Nugraha Perdana | Editor Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2022/10/11/213509278/cerita-penyintas-tragedi-kanjuruhan-sudah-10-hari-mata-naswa-masih-merah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke