Salin Artikel

Duka Seorang Ibu Saat Kedua Anaknya Tewas Tabrak Mobil Usai Kejar Jambret

KOMPAS.com - Seorang ibu di Kota Medan tak bisa menyembunyikan kesedihan karena harus kehilangan kedua anak yang dicintainya.

Ibu bernama Sari Angelina (40) ini merasa terpukul lantaran kedua anaknya tewas dalam kecelakaan.

Peristiwa tragis itu terjadi di Jalan Kapten Rahmad Budin, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara pada Sabtu (1/10/2022) sekitar 22.10 WIB.

Saat itu, dua anaknya SM (20) dan MK (11) tewas menabrak mobil ketika hendak mengejar jambret.

Sosok kakak beradik

Sari menceritakan, kedua korban semasa hidup memang paling dekat dengannya.

Bahkan, kedua korban merupakan anak yang selalu dimanja oleh ibu tujuh orang anak ini.

"Keduanya memang manja sama saya, kenapalah yang dekat sama saya harus meninggal," ujar dia.

Dia mengatakan, anak perempuannya SM dikenal sebagai sosok yang cerdas.

SM diketahui berkuliah di dua kampus berbeda yakni Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Sumut) Fakultas Hukum dan Politeknik Pariwisata Medan.

Anaknya tersebut juga kerap membantunya berjualan.

"Kami sering main bersama, mereka pergi sekolah saya yang antar. Kesehariannya sering sama saya, bantu saya jualan," bebernya.

Selain itu, anak perempuan dan laki-lakinya itu juga kerap ikut bepergian bersama dengannya.

"Apa keperluannya minta sama saya, antar sekolah sama saya, saya pergi kesana kemari dia minta ikut," ungkap dia.

Namun, cerita itu tinggal kenangan bagi Sari karena harus menerima kenyataan pahit kehilangan kedua anaknya.

"Semua kenangan ini, tentang makanan kesukaannya, dia suka kalau ngumpul-ngumpil gini karena saudaranya jauh-jauh, tapi kadang saya sedih," ujar dia.

Korban dijambret

Saat kejadian kedua korban hendak pergi membeli makanan dengan berboncengan.

Namun, di tengah perjalanan, keduanya diduga dijambret.

Sepupu korban bernama Putri mengatakan, kedua korban lantas mengejar jambret tersebut.

"Katanya dia dijambret, terus dia ngejar jambret itu," ujar dia.

Dugaan itu diperkuat dengan kondisi korban SM yang memegang rantai tasnya saat kecelakaan terjadi.

"Kenapa kami tahu dia dijambret, rantai tasnya masih digenggam dia, pas dia meninggal pun rantai itu masih tergenggam sama si kakak," jelas dia.

Korban dibiarkan tergeletak

Putri menjelaskan, setelah kecelakaan terjadi, kedua korban sempat dibiarkan tergeletak di jalan oleh pengendara mobil.

Menurut dia, jika kedua sepupunya langsung dilarikan ke rumah sakit, kemungkinan nyawanya masih bisa tertolong.

"Kalau korban cepat dibawa ke rumah sakit, kemungkinan masih bisa hidup," terang dia.

Sementara itu, pengendara mobil juga langsung pergi setelah mengantar kedua korban ke rumah sakit.

Keterangan polisi

Kepala Unit Lalu Lintas Kepolisian Sektor Medan Labuhan Iptu R Handoko mengatakan, korban diduga dijambret sehingga mengejar pelaku.

Setelah sampai di lokasi kejadian, kecelakaan pun tak bisa dihindarkan.

"Korban ini diduga dijambret, lalu mengejar pelaku sambil teriak-teriak. Sampai di lokasi kejadian itu terjadi tabrakan dengan kendaraan roda empat," kata dia.

Setelah tabrakan, pengendara mobil sempat membawa korban ke rumah sakit kemudian pergi.

Namun, keduanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Unit Reserse Kriminal terkait penjambretan yang jadi awal dari kecelakaan maut ini.

Sementara, pengendara mobil belum diketahui identitasnya. Sebab, mobil pengendara menggunakan nomor polisi palsu.

"Identitas pengendara mobil belum kita dapat. Kalau sekarang ini, nopolnya itu kan, tapi bukan nopol aslinya," jelas dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Medan, Dewantoro | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dua Anaknya Tewas Tabrak Mobil saat Kejar Jambret, Sari: Kenapa yang Dekat Sama Saya Harus Meninggal

https://regional.kompas.com/read/2022/10/06/063000078/duka-seorang-ibu-saat-kedua-anaknya-tewas-tabrak-mobil-usai-kejar-jambret

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke