Salin Artikel

4 Fakta Bunga Tabebuya di Magelang, Serasa Berjalan Menelusuri Negeri Sakura

KOMPAS.com - Kota Magelang yang berjuluk “Paradijs van Java” atau surganya Pulau Jawa ternyata memiliki pesona bak Negeri Sakura.

Hal ini karena pada bulan-bulan tertentu, masyarakat di Kota Magelang akan dimanjakan oleh pemandangan bunga tabebuya yang bermekaran bak pohon bunga sakura.

Bunga berwarna putih dan merah jambu tersebut membuat pemandangan Kota Magelang menjadi semakin cantik dan Instagramable.

Bahkan fenomena ini dapat menarik wisatawan dari daerah di sekitar Kota Magelang untuk datang dan berswafoto dengan latar belakang bunga tabebuya yang bermekaran.

Berikut adalah beberapa fakta di balik fenomena unik mekarnya bunga tabebuya di Kota Magelang.

1. Program Walikota Sigit Widyonindito

Dilansir dari laman resmi Prokompim Hubungan Masyarakat Kota Magelang, penanaman pohon tabebuya diinisiasi pada masa kepemimpinan Walikota Sigit Widyonindito.

Pada waktu itu, Walikota Sigit Widyonindito tengah mencanangkan Program Magelang Kota Sejuta Bunga.

Hal ini untuk mengganti program sebelumnya yaitu penanaman pohon bintaro (Cerbera manghas) dan pohon Sepatu Dea (Spathodea campanulata) sebagai pohon perindang.

Pohon bintaro dinilai berbahaya karena ternyata memiliki kandungan racun, sementara pohon sepatu memiliki akar yang cepat membesar sehingga merusak trotoar dan aspal jalan.

2. Ditanam di Beberapa Lokasi

Penanaman pohon asal Brazil ini memang hanya dilakukan di beberapa titik di Kota Magelang.

Pada 2010 pohon tabebuya sebagai pohon perindang ditanam di sisi jalan Jalan Pahlawan, Jalan Piere Tendean, kawasan Jurangombo, dan Jalan Sudirman (20).

Kemudian pada tahun berikutnya, penanaman pohon tabebuya juga dilakukan di titik-titik strategis di Kota Magelang antara lain di Jalan Tentara Pelajar, kawasan PJKA Kebonpolo, Jalan Daha, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Kapten Suparman, Jalan Sriwijaya, Taman Shoppin dan sebagainya.

Total ada 2007 pohon tabebuya yang telah ditanam di kawasan Kota Magelang sebagai tanaman perindang.

Salah satu titik yang paling terkenal adalah di Jalan Sarwo Edhie Wibowo, tepat di depan kantor Pemerinta Kota Magelang.

3. Mekar Setahun Dua Kali

Warga atau wisatawan memang tidak bisa setiap hari menikmati keindahan mekarnya bunga tabebuya di Kota Magelang.

Hal ini karena waktu mekarnya bunga tabebuya hanya berlangsung dua kali dalam setahun.

Biasanya bunga tabebuya di Kota Magelang akan bermekaran pada sekitar bulan Maret dan Oktober.

Pada bulan-bulan tersebut menjadi waktu terbaik untuk berkunjung ke Kota Magelang dan menikmati kecantikan tabebuya yang mekar bak di Negeri Sakura.

4. Tanaman peneduh yang cantik dan mudah dirawat

Pohon tabebuya (Handroanthus chrysotrichus atau Tabebuia chrysotricha) merupakan pohon yang cocok ditanam di daerah tropis.

Pohon ini memiliki akar kokoh namun akarnya tidak akan merusak tembok walau ditanam dekat dengan bangunan.

Selain itu, pohon tabebuya mudah dalam segi perawatan seperti diberi pupuk, disiram, dan dipangkas secara berkala.

Dari sisi estetika, pohon tabebuya yang tengah mekar memang memiliki pesona serupa dengan pohon bunga sakura.

Hal ini karena jumlah bunga yang mekar akan lebih dominan daripada daunnya sehingga cocok untuk mempercantik jalur pedestrian.

Sumber:
humas.magelangkota.go.id 
magelangkota.go.id 
https://intisari.grid.id all 

https://regional.kompas.com/read/2022/10/04/171750378/4-fakta-bunga-tabebuya-di-magelang-serasa-berjalan-menelusuri-negeri-sakura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke