Salin Artikel

Kisah Eko, Sulap Limbah Plastik Jadi Lukisan Kolase Bernilai Seni

SEMARANG, KOMPAS.com - Jika biasanya sampah plastik dibuang begitu saja, seorang warga Pudakpayung, Banyumanik, justru menyulapnya menjadi lukisan kolase unik yang punya nilai jual.

Lukisan wajah itu tertata rapi di dinding teras rumah Eko Purnomo. Tepatnya di Perumahan Griya Payung Asri 114, Pudak payung, Banyumanik, Kota Semarang.

Di teras rumah itulah, Eko, sapaan akrabnya, mengerjakan ratusan lukisan kolase berbahan dasar sampah plastik rumah tangga.

Ide kreatif Eko lahir di tengah pandemi Covid-19, tahun 2020 lalu.

Sembari mengisi kekosongan waktu saat itu, Eko berkreasi menyusun bentuk wajah Godfather, Kobe Bryant, Angelina Jolie, Mr Bean, Presiden Soeharto, dan masih banyak lagi.

"Awalnya iseng, saya coba utak-atik apa yang ada di rumah. Alhamdulillah bisa jadi dan banyak orang yang suka," jelas Eko saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Sabtu (1/10/2022).

Jauh sebelum itu, ternyata Eko sudah pernah membuat lukisan kolase dari cangkang telur dan majalah bekas.

Lantaran bahan-bahan tersebut tidak bisa tahan lama, Eko menggantinya dengan bahan plastik.

"Kalau cangkang telur biasanya kaligrafi. Terus warnanya juga satu, jadi lebih terbatas," jelas dia.

Eko menuturkan, tidak sulit membuat lukisan kolase berbahan plastik ini.

Dirinya hanya membutuhkan beberapa alat dan bahan, seperti sampah plastik, gunting, lem, triplek 6 milimeter, dan pinset.

Sedangkan cara membuatannya, pertama, Eko menempelkan kertas gambar wajah yang akan digarap di atas triplek.

Lantas, potongan-potongan plastik berwarna ditempelkan sesuai pola gambar.

"Tidak lama bikin lukisan ini. Mungkin tiga hari sampai satu minggu sudah jadi. Kalau ketahanannya bisa sampai 5 tahun ada," jelas dia.

Eko membuat lukisan kolase ini dengan beragam ukuran. Mulai dari 40 x 40 sentimeter, 40 x 60 sentimeter, dan paling besar 50 x 70 sentimeter.

Dalam satu lukisan, dirinya membutuhkan kurang lebih satu kresek sampah plastik. Tak heran, 75 persen lukisan tersebut diambil dari sampah rumah tangganya.

"Harganya juga beda-beda. Ukuran 40 x 40 cm Rp 200.000, ukuran 40 x 60 cm Rp 300.000, lalu paling besar Rp 500.000," jelas dia.

Pemasaran lukisan kolase karya Eko ini sudah menyebar di beberapa daerah, seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Hebatnya, pada bulan ini Eko tengah menyelesaikan delapan pesanan lukisan wajah tokoh-tokoh pemimpin di Indonesia.

"Ini nanti ada tokoh-tokoh Presiden Indonesia seperti Jokowi, Soeharto. Lalu ada juga tokoh Pramuka, Baden-Powell," tutur lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ini.

Eko mengaku tak selamanya lukisan gampang dibuat. Eko pernah kesulitan menyelesaikan sejumlah lukisan kolase.

Seperti saat menyesuaikan request warna dari customer, memadukan gelap terang warna plastik, hingga saat membuat motif wajah.

Untuk menangani kesulitan itu, dirinya sering kali memutari kampung untuk mencari plastik ataupun membeli barang berbungkus plastik.

"Kalau sampah rumah tangga, saya bedakan dulu sesuai warnanya. Misal sulit, kadang beli barangnya. Padahal cuma butuh bungkusnya," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/01/151711178/kisah-eko-sulap-limbah-plastik-jadi-lukisan-kolase-bernilai-seni

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke