Salin Artikel

Warga Semarang Mengeluh, Gas Elpiji Bersubsidi Langka, Harganya Juga Naik

SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Kota Semarang di beberapa lokasi mulai kesulitan mendapatkan gas elpiji bersubsidi.

Sebab, sudah tiga hari gas bersubsidi mulai jarang ditemui.

Salah satu warga Ngaliyan, Kota Semarang, Yuliana mengatakan, gas bersubsidi sudah mulai jarang.

Beberapa hari dia terpaksa tak memasak karena sulit mendapatkan gas elpiji.

"Biasanya ada di warung-warung sini tapi sekarang pada tak ada stok," kata Yuliana, saat ditemui Kompas.com, pada Jumat (30/9/2022).

Pedagang gas elpiji Wotgandul, Kota Semarang, Lilik juga merasakan hal yang sama. Sudah satu minggu kesulitan mencari gas bersubsidi.

"Saya itu sudah berlangganan di empat pangkalan namun tetap tak dapat," keluh dia.

Padahal, dalam sehari dia membutuhkan gas elpiji 3 kilogram sebanyak 75 tabung untuk dijual.

Namun, saat ini dia hanya bisa stok 40 tabung selama tiga hari.

"Jadi dapatnya hanya 20 tabung elpiji 3 kilogram sehari. Padahal butuhnya 75 tabung gas elpiji," kata dia.


Selain langka, harga gas elpiji juga naik Rp 2.000. Awalnya, harga gas elpiji bersubsidi Rp 17.000 sekarang naik menjadi Rp 19.000 per tabung.

"Sampai sekarang saya tak tahu kenapa bisa naik," ujar dia.

Menurutnya, kenaikan harga terjadi seiring dengan kenaikan harga bahan bakar minya (BBM).

Sebenarnya, Lilik tak mempersoalkan naiknya harga gas elpiji yang penting stok ada.

"Mahal tidak masalah, yang penting barang ada," imbuhnya.

Penjual gas elpiji lainnya, Setia Budi menambahkan, suplai gas melon di tokonya juga menurun drastis. Dia mengaku penurunan stok sekitar 60 persen.

"Penurunannya bisa sampai 60 persen ini," kata Budi.

Dia juga mengeluhkan permintaan yang sekarang sering kosong sejak tiga hari lalu. Sekarang hanya bisa stok gas elpiji 3 kilogram sekitar 10-12 tabung per hari.

"Minimnya pasokan membuat para pembeli resah," imbuh dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/30/165417078/warga-semarang-mengeluh-gas-elpiji-bersubsidi-langka-harganya-juga-naik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke