Menurut dia, pertemuan tersebut bermula ketika ada undangan dari pihak Lukas Enembe kepada Komnas HAM RI untuk melihat keadaan yang bersangkutan.
"Mereka meminta Komnas HAM untuk datang menjenguk Lukas Enembe, melihat bagaimana kesehatannya. Saat pertemuan di kediaman Pak Lukas, kami mendapat keterangan dari dokter pribadi yang menjelaskan kondisi Pak Lukas, memang kami perhatikan (Lukas Enembe) dalam keadaan kurang sehat," ujarnya di Jayapura, Kamis (29/9/2022).
Secara detail, Taufan menegaskan, dirinya tidak bisa menjawab mengenai masalah kesehatan yang dialami Lukas Enembe karena hal tersebut hanya bisa dijelaskan oleh dokter.
Namun ia membandingkan kondisi Lukas Enembe dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.
"Tidak dalam kondisi yang baik lah, saya pernah bertemu dengan beliau beberapa kali, baik di Jakarta maupun di Papua, memang kemarin itu kondisinya tidak dalam kondisi yang baik. Tetapi status kesehatannya seperti apas persisnya tentu dokter yang lebih tahu," kata dia.
Namun Taufan juga menegaskan kehadiran Komnas HAM di kediaman Lukas Enembe tidak akan mempengaruhi proses hukum yang ditangani oleh KPK.
Hal tersebut juga yang dia sampaikan kepada pihak keluarga.
Adapun keluarga menjaga kediaman Lukas Enembe sejak 12 September 2022 atau sejak pemanggilan pertama Gubernur Papua sebagai tersangka KPK.
"Kami juga bertemu dengan pihak keluarga yang sudah berhari-hari ada di situ, pada intinya sama seperti yang kami sampaikan ke DPR Papua, Komnas HAM tidak akan masuk ke proses hukum yang sepenuhnya menjadi kewenangan KPK," kata dia.
Taufan memastikan Komnas HAM akan membantu memediasi Lukas Enembe dengan KPK terkait masalah kesehatan karena kedua pihak belum bisa menemukan kata sepakat mengenai hal tersebut.
Namun ia juga melihat adanya perkembangan positif terkait masalah tersebut karena komunikasi langsung antara KPK dengan Lukas Enembe sudah mulai berjalan.
"Kami senang kemarin Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur sempat berdiskusi langsung dengan Pak Lukas via telepon, kami berharap bila komunikasi ini diintensifkan makan akan ada satu solusi bagaimana menyelesaikan masalah kesehatan," tuturnya.
Sebagai informasi, Lukas Enembe telah ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi senilai Rp 1 miliar sejak 5 September 2022.
Selain dicekal ke luar negeri, beberapa rekening sebesar Rp 71 miliar yang diduga terkait dengan Lukas Enembe telah diblokir oleh PPATK.
KPK telah memanggil Lukas Enembe sebagai tersangka pada 12 September lalu namun ia tidak hadir karena sakit.
Kemudian KPK telah mengirim surat panggilan kedua kepada Lukas Enembe agar yang bersangkutan hadir untuk diperiksa di Gedung Merah Putih, Jakarta, pada 25 September 2022 dan ia kembali tidak hadir karena alasan kesehatan.
https://regional.kompas.com/read/2022/09/29/122916878/datangi-gubernur-papua-komnas-ham-kesehatan-lukas-enembe-kurang-baik